Wednesday, March 31, 2010

Balada Elis dan Kereta

Sebetulnya maksud hati mau nulis tentang perjalanan saya kemaren, tapi apa daya saya kesulitan mendapat koneksi internet langsung dari laptop. Kalo mau upload foto dari komputer kantor takut. Bukan, bukan takut dipelet. Lebih tepatnya takut disantet, sama tukang kunci ruangan yang jadi selalu pulang kesiangan gara-gara saya berlama-lama di depan komputer dengan alasan klise lembur. Maksudnya yang lembur tukang kuncinya he-he. Tapi nggak kok, saya tahu diri. Apalagi kalo Mbak tukang kunci yang juga tukang bersih-bersih ruangan ini juga takut setan. Konon di Rumah Sakit banyak setan, karena banyak yang mati di sini; apalagi dari sinilah asal suster ngesot, suster keramas dan suster2 setan yang lain. Iya kan? Suster itu kerja di rumah sakit, kalo di rumah bersalin itu namanya bidan. Setahu saya, belum ada pilm horor berjudul bidan cebok atau bidan creambath atau apalah.

Karena saya sering ditakut-takutin dengan cerita seram biar cepet pulang, saya jadi punya ide nulis cerita serem. Jadi mulai edisi depan, saya akan nulis cerita bersambung serem. Nantikan kedatangannya!!!! Bukan edisi ini. Kali ini saya cuman pingin cerita tentang pengalaman temen saya Elis (nama sebenarnya, bukan samaran, suer. Cari aja di kost2an saya. Kamarnya yang paling deket ama WC) yang bego banget pas naik kereta Semarang-Jakarta. Saya suka sama temen saya Elis karena hal-hal aneh bin ajaib bisa terjadi padanya, jadi saya ngerasa gak sendirian ^_^

Alkisah dia pesen kereta dengan bilang sama Mbaknya, "Kalo bisa pesen kursi yang sebelahnya kosong ya Mbak," Tahu kan, kalo kosong itu enak, kita bisa tidur terlentang dengan kaki naik ke kaca jendela. Maklum, Elis ini masih kebawa jaman ngernet bus antar kota antar propinsi dulu. Embaknya bilang ya dengan hakul yakin. Pas naik ke kereta, jrreng23345x! Elis terpana dengan kursinya yang dipojok belakang deket sambungan gerbong kereta, yang kalo pintunya dibuka-tutup tersiarlah aroma WC yang mengingatkannya pada kamar kostnya =P Kursi ini dipilih karena cuma kursi ini yang sendirian. Satu kursi di pojok belakang, yang sebelahnya KOSONG. Sesuai permintaan Elis. Elis jadi nggak bisa tidur-tiduran ala tukang becak dibawah pohon beringin karena kursinya cuman satu dan sempit dan semprul. Dalam hati Elis mengumpat, "Sebelahnya kosong ya maksudku tetap ada kursinya! Bukannya benar-benar kosong alias nggak ada apa-apanya karena buat lewat orang ke WC*diikuti dengan misuh-misuh yang terpaksa saya senmsor demi menaati etika nulis blog*"

Pada kesempatan lain, karena belajar dari kesalahan, Elis bicara dengan hati-hati ke tukang karcis, "Mbak saya minta kalau bisa kursi sebelah saya kosong. Bukan kosong artinya gak ada kursi sama sekalo lho. Kosong penumpang, tapi ada kursinya. Biar saya bisa selonjor," jelas Elis panjang lebar. Mbak karcis mangut-mangut dengan penuh pengertian dan menerbitkan selembar karcis.

Elis naik ke kereta. Kursinya di tengah gerbong. Haleluyah! soraknya dalam hati. Elis memastikan kursi sebelahnya nyata. Ditepuk-tepuk. Yak! Nyaman. Elis duduk leyeh-leyeh sambil selonjor. Ini kelihatan benar. Sampai kereta mulai berjalan. Gerbongnya terlalu sepi. Dimana ibu-ibu dengan kardus, plastik dan bayi-bayi? Dimana tukang jual kacang goreng atau minimal tukang bantu angkut bagasi? Elis sudah mau berangkat tidur ketika dia mulai curiga dan melihat ke sekeliling. Di satu-satunya orang di gerbong itu! Pantesan sunyi sekali. PAs tukang periksa tiket datang, Elis ditanya, "Kenapa di gerbong ini sendirian Bu?"
Elis nyengir, "Sesuai pesanan Pak,"
Dalam hatinya dia masih mikir apa salah kalimatnya waktu memesan. Ada saran?

4 comments:

Vicky Laurentina said...

Ria, ini bukan cerita serem, hahaha..

Sudahlah, lain kali Elis disuruh bawa sofa sendiri aja. Enak, diileri pun ndak ada yang marah. Syukur-syukur kalo naik keretanya ndak mbayar..

Sri Riyati said...

Vicky, aku kan bilang bukan edisi ini....biasanya sih gak bayar kalo ekonomi. Tapi boro2 tuh pantat nyentuh alas, kaki aja kadang gak ada tempat berpijak (terus apa dong Ria? Melayang2? Itu baru cerita serem namanya). Nanti aku bilangin ke Elis saranmu yang cerdas. Asal gak ketahuan yang punya kost aja sofa kostan dipake Elis buat mudik...

Anonymous said...

Harusnya elis bilang,pak saya mau kursi 3 tapi sebelahnya ga ada orang tapi bukan berarti saya pengen satu gerbong sendirian ya karena saya kan imud nanti digodain roh halus.kalo bisa yg toiletnya ga pesing dan kondekturnya ganteng.kalo bisa lagi yg penumpangnya ganteng2 minimal mirip mike tyson gitu.kalo bisa lagi saya dikasih beli 1 gratis 1 dunk supaya bisa ngajak temen buat nemenin.oke pak?

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

Persis. Persis seperti itulah keinginanku kalo naik kereta. very well said. Tapi dimana ya yang melayani pesanan kaya gitu (nulisnya di kolom mana?) ^_^

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p