Tuesday, September 23, 2008

I'm NOT the best cook in the whole universe

Taruhan deh, berapa banyak dari kita yang terbiasa memasak untuk beberapa orang atau membikin kue sendiri di hari ulang tahun seseorang? Saya yakin tidak banyak. Ini karena: satu, makan di warteg murah meriah enak praktis dan menambah lapangan kerja bagi ibu penjual warteg. Di Semarang contohnya, warteg Bu Dewi buka outlet dimana-mana, jadi kalo mau cari kampus, carilah warteg Bu Dewi yang warnanya biru. Kalo keliru yang warna ijo pun gapapa, karena toh itu warteg juga (yang juga memenuhi syarat "kenyang sedap dengan lima ribu rupiah") tapi mungkin kampusnya gak ketemu (ngelantur seperti biasa). Dua, rumah makan yang enak dan restoran favorit kalopun didatangi tiap hari tidak bakal bikin bangkrut (soalnya biasanya yang favorit saya memang yang murah, huehehe). Tapi jujur saja, siapa sih yang mau repot-repot masak buat makan malam di malam Minggu? Makan di luar artinya berwawasan luas dan memajukan wisata kuliner mak nyus. Tiga, kecuali kita menghabiskan waktu berbulan-bulan di hutan (misalnya hutan Papua^_^), kemampuan memasak tidak pernah dipandang sebagai salah satu sarana bertahan hidup. Kalau saya minta duit ke ortu buat belajar masak atau les bikin roti, pasti dikira kebelet kawin. Jaman sekarang (katanya) les masak, njait dan keputrian dianggap ketinggalan di jamannya ibu Kartini. Mungkin lebih masuk akal kalo saya bilang mau les komputer program Corel Draw atau Photoshop atau les bahasa Mandarin. Jadi, kalau pada suatu hari kita harus memasak (tiap hari) untuk minimal empat belas orang dalam waktu dua jam, lengkap dengan puding atau makanan penutup, apa yang terjadi?

Menyalahkan latar belakang kita yang nggak perlu memasak sebagai dalih untuk tidak bisa memasak tidaklah membantu. Seperti TKW yang tiba-tiba harus bisa bicara atau nulis Arab, saya juga harus belajar jadi 'melek memasak'. Pertama, alat-alat. Bedakan: saucepan (panci) dengan frying-pan (wajan) atau casserole (nggak bisa diterjemahkan karena nggak ada alat kaya gini di rumah, jadi mulai sekarang saya tidak akan menerjemahkan), baking tray dengan cake tin, meat-roasting tin, quiche tin, bread tin. Whisk, spatula, kitchen fork, kitchen spoon, kitchen tongs (bukan sejenis celana dalam melainkan semacam susruk-apakah ini bahasa Indonesia? Astaga Kris, apa bahasa Indonesianya susruk?-buat barbecue), grater (parutan), mincer, pestle and mortar (ulekan), pepper mill, lemon squeezer dan lemon zester. Sieves, colander, salad basket, scale, measuring jug, skewer, timer, kitchen thermometer. Saya cuma ingin memberi gambaran betapa tiba-tiba memasak bisa seperti membangun pesawat luar angkasa buat saya. Kedua (baru kedua): bedakan dan rasakan, baui dan cicipi, macam-macam bumbu yang tidak dikenal di tanah kaya rempah-rempah semacam Indonesia. Saya akan menulis menurut abjad: Angelica, balm lemon, basil, bay, borage, bouquet garni, burnet salad, chervil, chive, coriander, curry plant, dill, fennel, fines herbes, kaffir lime leaves, lemon grass, lovage, marjoram, mint, mixed herbs, oregano, parsley, rosemary, sage, savory, tarragon, thyme. Halooo, sudah ketiduran??? Itu semua adalah bumbu daun (herbs) dan ada lagi bumbu butiran atau bubuk (spices). Menurut abjad: aniseed, anise pepper, asafoetida, caraway seeds, cassia, cardamom, cayenne, celery seed, chilli powder (saya tahu yang ini), cinnamon, cloves, cumin, fenugreek, galangal, garam masala (bukan garam dapur, ini sejenis bumbu India), harissa, horseradish, juniper berries, mace, mustard seed, nutmeg, paprika, pepper, pickling spice, pink peppercorns, poppy seeds, saffron, sesame seed, star anise, tamarind, turmeric dan vanilla. Saus untuk perasa, bukan cuma saus tomat atau sambal, tapi ada tabasco, tahini dan worcestershire sauce. Cuka ada cider vinegar, red dan white wine vinegar. Sayuran ada kohlrabi, courgette, swiss chard, pumpkin, parsnip dan entah-apa-namanya-cuman-yang-nanem-yang-tahu. Saya sering berkhayal bahwa perjalanan ke negeri antah berantah sebenarnya cuma selangkah ke dapur orang.

Saya membakar lap, bikin gosong nasi, bikin makanan setengah mateng setengah tidak jelas, bikin kue hangus dan membuat orang yang makan masakan saya mengerenyitkan dahi. Sejauh ini (ketok meja, dinding, pintu dan jendela) tidak ada yang mencapai taraf keracunan makanan. Tapi saya sendiri sampai pernah tidak makan seharian karena makan masakan saya sendiri. Saya melihat buku resep, tertulis: mililiter, tapi ternyata dari takaran yang tertulis adalah pint. Saya mencampur cuka 5 kali lebih banyak dari yang seharusnya. Asam di lambung saya naik dan rasanya kaya seharian kena sakit maag. Terberkatilah orang yang mau makan masakan saya (mungkin daripada kelaparan) dan menahan diri dari pergi ke restoran italia sebelah rumah persis setelah selesai makan siang.

Koki terkenal di Inggris, Jamie Oliver, menulis buku yang judulnya Ministry of Food. Isinya adalah tentang betapa penting makan masakan yang dimasak di rumah dimana kita tahu semua bahannya dan tentu saja lebih sehat. Dia mengajarkan bahwa sesibuk apapun, kita masih bisa memasak. Bukunya berisi tentang belajar memasak dalam 24 jam. Dengan gambar. Cita-cita saya adalah saya ingin menjadi orang yang bisa memasak dengan baik. Saya tidak perlu jadi koki atau kerja di restoran untuk bisa membuat masakan hangat yang sehat. Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya tidak perlu jadi juru masak terbaik di alam semesta tapi setidaknya saya bisa membuat Shepherd pie, Yorkshire pudding, quiche, dan foie grass. Bercanda. Maksud saya makanan yang bisa dinikmati dan sehat. Dan tentu saja, kalaupun ini belum tercapai, Bu Dewi masih setia menanti!

N.B. Sampai tulisan ini ditulis, saya sudah membuat 3 kali shepherd pie kurang kentang, 1 gosong, 1 agak kementah-mentahan, 5 kali quiche (secara praktis: taruh semua yang ada di kulkas, siram pake telor kocok, bilang itu quiche), 1 kue coklat gosong (15 menit kelamaan, 30 derajat kepanasan), dan beberapa apple crumble yang benar-benar crumble. Terus berjuang!!!! Semangat!!!!

Friday, September 19, 2008

Mengirit ala Kambing Gunung

Aku bikin tulisan ini atas permintaan Kristina, berhubung dia adalah orang yang paling paham bahwa sumber-sumber kekayaan pribadi itu harus dihemat sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Sebagai TKI yang bekerja dengan menggembala kambing gunung, inilah langkah-langkah yang bisa diambil sekedar untuk mengirim beberapa quids ke Pekalongan:
  1. Makanlah banyak-banyak setiap sarapan, makan siang ataupun makan malam. Ini supaya kita nggak kepingin beli cemilan seindah apapun di muka bumi. Meskipun seringnya makanan kita terdiri dari sayuran dan bekatul, tetaplah makan dengan penuh semangat seolah-olah menunya kambing guling! Kalo tiba-tiba kita kepingin makan opor atau bakso atau siomay atau empek-empek, langsung penuhi perut kita dengan biskuit organik atau rice crackers yang meskipun rasanya kayak tripleks tapi ditanggung kita nggak ngidam lagi karena kekenyangan (dan eneg).
  2. Jangan beli sabun. Pakailah sabun batangan yang disimpan di gudang yang meskipun nggak wangi dan bentuknya kaya sabun wings pencuci piring tapi setidaknya berbusa. Dan karena biasanya sabun ini dipakai buat mandiin hewan (termasuk kambing), pastinya cukup kuat untuk mengusir bolot dan bau kita (secara teori mengatakan manusia tidak lebih bau dari kambing karena keteknya cuman dua). Kalau mau wangi dan agak-agak mirip sabun mandi, pakai aja sabun cair pencuci tangan. Kalo sabunnya kok jadi cepet abis bilang aja kita termasuk orang yang higienis dan agak-agak bakteriophobik.
  3. Jangan beli pembalut. Pake aja tisu toilet yang ditumpuk-tumpuk. Kalo perlu ambil beberapa gulung tisu toilet untuk persedian bulanan (tapi jangan dijual). Kalo masih nembus, pake paper towel yang dilem di kanan-kiri biar mirip Laurrier Wings.
  4. Kalo pas lagi keluar untuk jalan-jalan, jangan lupa bawa botol kosong dan ambillah beberapa iris roti, buah atau sereal. Artinya makan siang terjamin. Botol kosong itu bisa diisi air dari toilet kapan saja, jadi nggak usah beli air mineral. Kalo semua persediaan habis trus masih lapar, minum air banyak-banyak dan jangan pergi ke supermarket/pasar terbuka/pusat kota, karena pasti ada yang jual makanan dan kita pasti tergoda (karena insting dasar manusia adalah berburu dan meramu). Jadi sebaiknya kalo laper pergilah ke toko buku atau toko barang antik atau toko keramik dan tegel atau toko barang pecah belah. Pasti nggak beli apa-apa kecuali kalo Kristina sebenernya mantan pemain kuda lumping.
  5. Kalo mau ke kota terdekat, lihat baik-baik kapan daging kambing akan dijual ke pasar, celingak-celinguklah kalau-kalau ada mobil keluar dari parkiran atau kalo ada orang yang ke kota untuk beli sabun atau apapun kepentingannya. Menebeng adalah cara terbaik untuk menghemat transport. Itung-itung kita ikut melestarikan alam karena kita menghemat emisi bahan bakar.
  6. Pingin makan masakan Indonesia? Jadilah juru masak (seperti diriku). Menunya sih kepinginnya sambel goreng pete rempelo ati dan megono gori. Tapi ternyata gak ada pohon pete atau gori (harus nanem dulu, cari bibitnya juga susah) dan waktu mau cari rempelo kasian ayamnya (karena nggak ada orang makan jeroan, makanya yang ada cuman daging, kalo mau jeroan harus mbunuh ayam dengan tangan sendiri). Jadi jangan berharap terlalu muluk-muluk menunya. Memang kita harus maklum dengan orang-orang di pegunungan sini yang makanannya dingin, pucet, anyep, nggak ada rasanya (jauh dari kenikmatan duniawi). Jadi minimal kita harus bisa masak capcay dan siomay dan buyunghay dan ayam goreng sambel trasihay (asem jadi laper...).
  7. Mau berwisata? Jangan ke kota. Bis PP (dan semua alat transportasi) di negeri kambing gunung ini aduhay mahalnya. Mending jalan-jalan ke sekitar kompleks aja. Pertama, untuk melatih jantung sehat, kaki berotot, napas panjang dan kuat serta kulit badak (tahan cuaca buruk dan sengatan matahari). Kedua, gratis (ini penting). Apa yang bisa dinikmati? Pertama kita bisa melihat ibu-ibu rumah tangga middle-age yang gemuk dan pucat sehingga kita tiba-tiba merasa kurus dan eksotis. Kedua, kita lihat bermacam-macam anjing yang lucu diajak jalan-jalan sama pemiliknya. Ini seperti berada di museum anjing karena kita jadi tahu ada berapa jenis anjing ras dan bagaimana cara pipisnya. Tiba-tiba saja kita bisa membedakan antara rotweiler dengan cihuahua dari jarak seratus meter berdasarkan suara atau baunya. Ketiga, melihat macam-macam bunga dan perawatan kebun rumah orang. Kalo kebunnya jorok dan penuh dengan gulma, kita bisa menebak bahwa pemiliknya pasti gembrot dengan beer bellynya berayun-ayun dan terjerat hutang KPR. Kalo kebunnya penuh dengan poppy dan lavender, mungkin saja pemiliknya punya tukang kebun keren kaya di film desperate houseviwes (dan utangnya lunas). Jadi, benar kan dengan jalan-jalan di sekitar kompleks saja kita bisa mendapat banyak pengetahuan. Kenapa harus jauh-jauh ke art gallery dan museum?
  8. Window shopping di toko perawatan tubuh. Pasti disuruh nyoba ini itu. Pas kluar badan kita harum dan mewangi...
  9. Datang ke food fair. Pasti ada kotak-kotak tempat mereka naruh potongan-potongan produk yang dijual. Bisa coklat, permen, sosis, daging, kue atau makanan yang tidak bisa disebutkan di sini karena namanya susah dieja dan nggak jelas terbuat dari apa. Incip-inciplah satu demi satu dan pastikan kita tidak keluar sebelum benar-benar kenyang.
  10. Cari koran metro di stasiun bis atau kereta. Koran ini gratis dan di dalamnya kadang ada potongan kupon gratis. Kupon ini bisa berupa voucher nonton film premiere, potong rambut gratis di training centre atau nonton pertunjukan gratis asal kita ngirim email untuk reservasi. Lumayan kan?

Orang-orang paling sabar sedunia

Aku bukanlah orang yang paling sabar sedunia bahkan aku termasuk orang yang sangat tidak sabaran apalagi kalo disuruh menunggu...bisa senewen deh. Makanya aku pengen bikin list orang-orang paling sabar yang pernah aku kenal:
  1. Mamiku, mamiku orangnya amat sangat sabar sekali padahal punya suami kaya papiku yang semakin tua semakin aneh tabiatnya (sori ya papi). Mamiku dari papiku punya uang sampe sekarang ga punya uang tetap sabar melayani. Ga semua istri bisa seperti itu karena aku pernah liat ada istri yang menyia2kan suaminya waktu suaminya pengangguran. Boro2 diambilin makan...diomelin terus sih iya.
  2. Bosku, bosku yang namanya xxx (dirahasiakan supaya orangnya tidak tau) adalah cowok yang sangat sabar. Pasti beruntung banget yang jadi ceweknya ya. Bosku ini ga pernah marah. Di saat bos2 laen senewen dikejar deadline, bosku yang ini tetap tenang-tenang aja jadi aku sebagai staffnya amat sangat terbantu. Bayangin aja kalo udah dikejar deadline ditambah bos ngomel2 pasti tambah ga kekejar deh deadline nya karena keburu stres duluan.
  3. Anis, Anis merupakan salah satu cowok yang paling sabar yang pernah aku kenal. Kayanya ntar kalo punya cewek walaupun dia disuruh nungguin ceweknya dandan 4 jam (ditambah curhat 4 jam), Anis ga akan ngomel2. Bukti kesabarannya adalah selama berteman ama Anis sejak tahun 1999 aku baru sekali liat dia marah yaitu saat dia menggebrak meja salah satu rekan kerjanya. Untung bukan aku yang kena marah ya nis...hihihi
  4. Orang yang hobinya mancing, biasanya penyabar soalnya dia sabar seharian nungguin pancingnya dimakan ikan. Selain itu kan pemancing juga ga boleh ribut dan banyak gerak kalo ga pengen ikan2 pada lari...waduh bukan aku banget deh.
  5. Tukang taksi, tukang ojek sepeda, tukang bajaj, tukang bemo, tukang becak....mereka semua penyabar menunggu penumpang. Kesabarannya itu tidak berlaku saat mereka sedang menyetir karena biasanya super ngebut dan suka melawan arus kaya ojek sepeda or ngebut sampe bajajnya mo oleng2. Tukang becak kayanya yang paling penyabar di antara mereka semua karena becaknya berat jadi walaupun dia mo ngegenjot becaknya cepet2 juga kecepatannya masih kalah ama anak kecil naek sepeda roda tiga.
  6. Tukang jual pecel, sebenernya bukan tukang jual pecel doang sih tapi semua penjual kayanya penyabar karena duduk2 doang nungguin pembeli tapi masih bertahan.
  7. Guru Matematika, biasanya murid2 ga suka matematika dan kalo guru nerangin seringnya sih pada ngobrol sendiri or bengong karena ga tau gimana caranya ngerjain soalnya. Guru Matematika favoritku adalah Pak Untung yang sangat penyabar mengajarin kita2 muridnya yang bandel2 dan suka ngobrol sendiri. Paling banter dia ngomel2.."Utek rak ndolor, mangane sego megono terus si".
  8. Psikiater, psikiater kayanya perlu punya kesabaran ekstra karena kerjaannya adalah mendengarkan orang. Mendengarkan mungkin pekerjaan sepele tapi berat juga dan ga semua orang bisa jadi pendengar yang baik malah cenderung menghindari orang yang mo curhat.
  9. Pengemis, terutama yang duduk doang di jembatan penyeberangan...amat sangat sabar karena dia diam di tempat doang seharian bisa betah.
  10. Aku sendiri...aku taruh di nomor 10 karena aku bilang tadi kalo aku bukan orang yang paling sabar sedunia. Aku termasuk sabar juga karena aku sabar menunggu gajian sebulan sekali, sabar menunggu jam pulang kantor, sabar menunggu weekend, sabar menunggu ultah tiba setahun lagi, sabar menghadapi orang eror kaya si Ria (peace hihihihi)

Hidup buat sendiri?

Beberapa waktu yang lalu aku pernah interview kerja dan ditanya..."Apa rencanamu untuk 5 tahun ke depan?"
Aku jawab, "Saya ingin mengumpulkan uang untuk membiayai kuliah adik-adik saya dan membelikan rumah buat orang tua."
Kata penginterview (apaan sih ini..kayanya ini bukan kata baku deh), "Iya, itu rencana buat keluarga kamu sendiri. Kalau rencana buat diri kamu sendiri apa?"
Aku sempat bingung sejenak sebelum menjawab karena memang aku selama 5 tahun kerja hampir semua uangku aku gunakan untuk dikirim ke rumah dan akhir2 ini untuk dikirim buat biaya kuliah adekku. Jadi aku kerja kayanya bukan diriku sendiri tapi buat keluargaku. Mungkin itu sebabnya aku jadi bingung kalo ditanya rencanaku apa.
Akhirnya aku jawab, "Setelah semua itu tercapai, aku ingin travelling ke luar negeri."

Aduh..ini kenapa jadi tulisan yang serius ya....tapi dari kemaren ini yang sering aku pikirin sampe stres jadi daripada stres sendiri mendingan aku tulis di blog. Terutama buat Ria....btw aku sebenerE bingung soal rencanaku ketemu kambing gunung karena pas aku bilang ke mamiku dia bilang, "Kalo kowe pergi ntar mami mo beli rumah gimana?"
Hiks hiks hiks...T-T sedih deh...aku kan ingin melakukan sesuatu yang kusuka tanpa harus dibebani kepentingan orang lain. Aku bukan martir or santa yang setiap saat harus mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. (kayanya pernah baca prinsip ini ya...apa ini ada di UUD 45 or Pancasila?)
Trus yang bikin bingung lagi karena ada tawaran kerja dari perusahaan yang diidam-idamkan banyak orang dan dengan gaji di situ aku pasti bisa nabung banyak jadi bisa beli rumah buat ortu dan bayar kuliah adekku.

Jadi sekarang aku lagi super bingung dan harus banyak doa..karena kita punya rencana tapi Tuhan yang menentukan. Kita liat aja nanti ya aku taun depan gimana..apakah aku jadi ketemu kambing gunung (ini yang paling aku pengen) or kerja di perusahaan gede itu or yang laen. Karena percuma bikin rencana kalo Tuhan ga mengijinkan pasti ga akan terlaksana...contohnya pas beberapa bulan yang lalu aku dan Pter pengen beli rumah dan ngajuin pinjaman ke kantor buat bayar DP. Keliatannya itu rencana yang baek menurut kita...bahkan di depan rumah itu masih ada kambing merumput tapi bukan kambing gunung. Ternyata...jreng 12345x pinjamannya ga diapprove....berarti itu bukan rencana yang baek menurut Tuhan..sapa tau ntar banyak kambing yang berdatangan tiap hari jadi rumah penuh tai kambing..or tiba2 karena banyak buanget kambingnya akhirnya rumah yang mo kubeli itu diprotes warga dan disuruh dijadiin kandang kambing.

Cerita ini belum ada jawabannya...Juli 2009 baru aku ceritain lagi hasilnya gimana yaa...jadi ini cerita misteri yang belum terpecahkan. Ingat2 ya..apakah kambing gunung or perusahaan xxx hehehe....

Tuesday, September 9, 2008

Cara-cara Ngirit

Aku sudah menyandang predikat sebagai anak kost sejak tahun 1999. Mulai dari pertama kuliah sampe sekarang. Karena aku orang yang setia jadi cuma pindah kost 3 kali doang. Di Jogja sekali, di Jakarta 2 kali. Selama jadi anak kost itu banyak kelebihan dan kekuranganya. Kelebihannya adalah:
  1. Bebas bangun siang tanpa ada yang ngomel. Rekorku adalah bangun jam 12 siang setelah semalam bergadang.

  2. Hemat obat pel dan tenaga buat mengepel karena kamarku cuma 2x3 m, sempit banget dan ga bisa buat maen petak umpet.

  3. Ada teman buat ngegosip setiap hari jadi ga bakalan kesepian.

  4. Mo makan apa aja terserah. Kalo di rumah pasti mamiku ngomel-ngomel kalo aku mo diet dan ga makan nasi. Prinsip mami anak yang gendut artinya orang tuanya masih punya duit buat kasih makan. Jadi dia seneng banget liat anaknya makan banyak. Belum tau dia kalo cowok2 sebagian besar lebih milih cewek jelek tapi langsing daripada cewek cantik tapi bomber.

  5. Bisa pacaran semaunya tanpa diawasi papiku yang galak. Btw saking galaknya papiku itu dari TK sampe SMU aku ga punya pacar. Makanya begitu aku jadi anak kost langsung dapet pacar hohoho....(tawa mak lampir).

  6. Ga rebutan remote TV sama papiku or adik2ku karena TV ku khusus buat aku sendiri.

  7. Hemat tenaga buat cuci baju karena dicuciin ama pembantu kost.

  8. Bisa jadi tempat penampungan sementara (TPS) buat temen2 yang butuh tebengan (ga nyindir kamu lho)

  9. Kalo lagi pengen sendiri tinggal tutup pintu kamar, matiin lampu dan jangan bersuara. Dijamin bebas gangguan.

  10. Kalo ada orang yang pengen di "persona non grata" tinggal bilang ke pembantu kost jadi ketika orang itu datang pasti kita dibilang lagi ga ada di kost.

Namun di atas banyak kesenangan sebagai anak kost, ada satu masalah terbesar yang dihadapin anak kost yaitu "HARUS MENGIRIT". Secara gajiku terbatas jadi aku harus bisa mengirit biar gajinya cukup. Jangan sampe ngutang kartu kredit trus ga bayar sampe dikejar-kejar debt collector. Ngomong2 soal debt collector aku pernah disangka ngutang dan ga bayar dan dikejar2 ama debt collector. Pagi2 pembantu kostku bilang ada yang cari aku. Ternyata pas aku turun aku ga kenal ama orang itu. Dia langsung aja bilang kalo ada yang namanya Kristina juga ngutang 30 juta ga bayar. Kurang ajar buanget dia ya...mentang2 nama sama maen tuduh aja. Kartu kreditku aja limitnya ga ada yang segede itu. Setelah aku ngomel2 dan manggil pembantu kost kalo aku bukan Kristina yang dimaksud akhirnya pergi juga si debt collector itu tanpa minta maaf. Yah walaupun debt collector adalah orang paling malang sedunia karena profesinya sering dimaki2 banyak orang, aku tetep bersikeras bahwa debt collector adalah orang yang paling harus di"persona non grata".

Tulisan ini sebenernya bukan mo menceritakan tentang debt collector nyasar tapi aku mo kasih tips untuk mengirit buat anak kost. Semoga tips2 ini bisa berguna bagi banyak orang:

  1. Buat pekerja kantoran lebih baek membawa bekal dari rumah.
  2. Sering2 nebeng temen ikut kondangan biar bisa makan gratis.
  3. Kalo mo jalan2 ke mall lebih baek bawa air minum dan nasi putih sendiri.
  4. Sebisa mungkin deket-deket sama orang yang sering bagi-bagi makanan. Jangan deket2 sama orang yang pelit apalagi yang suka minta makanan. Bukannya untung malah buntung.
  5. Carilah orang yang bisa ditebengi ke kantor jadi ga usah bayar uang angkot.
  6. Kurangilah keramas, gosok gigi dan mandi biar hemat sampo, sikat gigi dan sabun. Cara untuk menghemat lainnya adalah dengan minta ke temen kost dengan alasan sibuk jadi belum sempat beli.
  7. Carilah kost yang semurah mungkin. Bagus atau tidaknya tidak penting yang penting ngirit.
  8. Seperti saran Ria kalo lagi laper dan ga punya duit mendingan tidur2an di kost sambil menyalakan korek api biar muncul bayangan2 makanan kaya gadis penjual korek api.
  9. Rajin mencari info dimana ada wedding expo karena biasanya ada tester catering. Harap diingat, jangan datang sendirian karena ntar kamu ga dihormati. Ajaklah pacar yang juga doyan gratisan or cowok yang bisa diajak pergi biar keliatan kaya pasangan.
  10. Ini kalo bisa sih..cari pacar yang kaya dan mapan dan bisa diporotin...jadi kita bisa menghemat uang makan, uang hiburan, uang jalan2 bahkan uang belanja.

Saturday, September 6, 2008

Tentang Cinlok dan Kuda

"A winner is boring, because a lot of people want to be a winner. Loser is more interesting," Qialu-Guo, A Concise Chinese English Dictionary for Lovers.

Beberapa orang dilahirkan keren (dari sono-nya, bukan sok keren) tapi aku jelas bukan salah satunya. Selama ini aku merasa jadi orang rata-rata dan cukup bersyukur karenanya. Tapi dunia yang kejam kadang-kadang menempatkan kita pada tingkat terbawah rantai makanan, contohnya kalo di laut itu adalah plankton. Dan rantai tertingginya adalah ikan paus (barangkali ya...). Aku nggak mau cerita tentang ikan-ikan di laut nanti malah jadi kaya cerita kartun Sponge Bob squarepant. Intinya, aku hidup di lingkungan yang penuh orang-orang keren. Beberapa dari mereka punya bakat musik luar biasa, misalnya pintar maen gitar, piano, atau alat musik yang aku bahkan tidak tahu namanya. Beberapa lainnya bisa bicara 3 bahasa dan pintar masak. Beberapa lagi bisa naik kuda, bikin pot, melukis, menari flamenco, pintar beradaptasi di alam liar dan jago olah raga, atau sekedar pintar mengutak-atik semua piranti elektronik. Aku percaya aku punya bakat terpendam, tapi mungkin saking terpendamnya jadi nggak pernah tampak wujudnya meskipun sudah disajeni setiap malem jumat kliwon.

Kenapa tiba-tiba aku jadi mikir tentang bakat? Ng...baru-baru ini ada seorang cowok kucel (kata Kristina) yang tugasnya mengurus kandang kuda. Tidak pernah sekalipun terlintas dipikiranku tentang dia (namanya aja baru inget setelah seminggu kenalan) karena ya itu tadi, dia sangat kucel-kucel hotahei mungkin karena kebanyakan bergaul sama kuda. Mana ada cewek tertarik sama cowok bau dan berlumpur dan berbaju ijo luntur-luntur akibat tidak pake deterjen yang putih cemerlang?? Tapi lewat 2 minggu, tiap kali acara jadi nungguin apakah dia ada di ruangan yang sama denganku apa enggak. Trus pura-pura liat ke kaca yang hadap ke tembok padahal nggak ada cicaknya untuk sekedar lirik-lirik sedikit (CCP gitu deh). Ya dia tetep kucel, bukan lantas jadi rambut spike dan klimis kaya Mike He. Tapi memang dia menarik secara seleraku memang aneh binti ajaib. Hari lepas hari, jadi suka ngliatin dia dari arah-arah yang tidak masuk akal, misalnya pura-pura kehilangan sandal di semak-semak supaya bisa lama-lama liatin kandang kuda, atau pura-pura jongkok-jongkok di kebun seolah-olah cari duit recehan, atau pura-pura manjat tembok seakan-akan kehilangan kucing.

Aku tidak banyak mempersoalkan tentang usahaku yang pantang menyerah untuk deket-deket dia, termasuk jadi relawan ngangkutin kotoran kuda buat pupuk. I don't mind at all. Namanya juga usaha. Tapi betapa terkejutnya aku waktu tahu temenku orang Jerman berambut merah yang baru putus sama pacarnya tiba-tiba nggosipin dia waktu kita lagi belanja sama cewek-cewek lain. "Menurutku," kata cewek Jerman ini, "Dia tipe yang digandrungi banyak wanita, Susan aja selalu tanya 3 kali apakah dia ikut atau enggak,". Apa??!!! Menurutku, cowok macam dia harusnya gak laku sehingga posisi kita SERI! Kalau begini posisinya jadi berat sebelah, kaya pertandingan tinju antara kelas bulu dengan kelas pondasi bangunan!

Sebagai gambaran, cewek berambut merah ini adalah perempuan berukuran baju 8 (mungkin kalo di Indonesia itu S lah bajunya), berwajah mirip Scarlett Johanson, pintar main drama dan teater, pintar masak (setidaknya bisa bedain rosemary dari dill. Aku enggak tahu apa itu rosemary atau dill. Ini kaya nggak bisa bedain antara jahe sama lengkuas), tinggi badan 160an cm, kaki jenjang, kulit mulus dan gerakan bak penari balet. Aku suka melebih-lebihkan memang, tapi dalam kasus ini aku sama sekali nggak melebih-lebihkan, bahkan mengurang-ngurangkan. Karena aslinya dia sangat amat manis orangnya, buktinya selalu bikin kue coklat untuk dibagi-bagiin pas selesai makan malam, bikinannya sendiri. Aku suka kue coklatnya, tapi gimana ya ama orangnya. Hal ini karena jreng234x...suatu kali aku ngeliat dia dari jendela kamar si cowok pengurus kandang kuda-ku, ngobrol asyik sambil ketawa-ketawa. Aku langsung mikir, kalau disuruh saingan sama dia mending aku jualan genteng aja (nggak nyambung banget sih). Bukannya cemburu atau apa (emangnya aku siapa) tapi menurutku ini sangat tidak adil karena:
  1. aku jarang naksir siapapun karena seleraku yang nggak banget. Sampai-sampai nyokap dan temen-temenku bosen banget nyomblangin aku. Aku juga tidak pernah hidup menetap. Kala itu, aku nggak peduli kalopun penampilanku sangat ndeso ataupun bauku kaya kentut orang yang lagi sembelit selama sebulan. Jadi suatu kali aku suka sama seseorang, dan inipun bukan bintang rock atau apa, kenapa oh kenapa cewek yang jelas out of my league malah ikut ngelirik dia?
  2. Dia baru putus sama pacarnya seminggu yang lalu. Maksudku, si rambut merah terlalu cepat laku. Sedangkan aku sudah didisplay selama setahun, pake diskon dan cuci gudang. Nggak adil kan? (curhat banget sih)
  3. Aku sudah memilih cowok yang kira-kira paling kurang laku di bumi. Kenapa tiba-tiba saat aku milih, di dunia trennya cowok ganteng jadi cowok kucel berbau kotoran kuda? Jangan ikut-ikutan aku dong! (gejala heliosentris yang kambuh).
Aku ingin mengakhiri postingan ini dengan berita bagus, misalnya bahwa si cowok pengurus kandang kuda ini memilih aku, si ugly betty ketimbang si rambut merah. Tapi sayang ceritaku bukan opera sabun. Sampai aku nulis ini belum ada tanda apapun selain aku yang jadi rajin bersihin kandang kuda dan jadi sering kehilangan kucing. Dia tetap baik pada semua orang, tetap kucel dan cool (menurutku) dan jangan lupa, si rambut merah juga tetap mempesona (asem tenan) di samping kuenya yang tetap enak (hik, jangan mengalihkan perhatianku pada makanan, irresistable).

Kata Kristina, ini cuman cinlok. Tapi ngomong-ngomong soal cinlok, gimana nantinya kalo dikau bekerja di Skotlandia sana bersama kambing gunung? Denger-denger alis yang lancip (katanya bahasa inggrisnya sharp-witted, hehe, makane beli kamus) sangat nge-tren dan digemari di sana. Ati-ati wae jadi cinlok ama penggembala kambing gunung. Ciao!

Tuesday, September 2, 2008

English 101

Berhubung saya critanya lagi di negrinya Bronte dan Dickens, saya mau nulis sedikit tentang bahasa Inggris. Bukan, ini sama sekali bukan tentang tulisannya si Shakespeare yang bunyinya aneh mirip bahasanya star trek the next generation (atau kentut gajah): 'tis thou that execut'st the tritor's treason, thou sett'st the wolf where he the lamb my get' (apaan coba?! Shakespeare pasti nggak pernah belajar Bahasa Inggris). Ini hanyalah tentang saya yang begitu gebleknya dengan bahasa sampai menimbulkan kesalahpahaman dari yang ringan sampai taraf international humiliation.

Pelajaran pertama: kalo mau pergi ke toilet, bilanglah, "Excuse me, can I powder my nose?" dan jangan bilang: "I want to go to the toilet. I need to poo" terutama kalo kita lagi makan bareng sama orang lain kaya di gambarnya leonardo da vinci 'the last supper' meskipun dalam kasus saya jelas ini bukan the last karena nanti malem pasti saya makan lagi (dalam jumlah lebih banyak tentunya karena kalo tambah malem itu tambah dingin biasanya). Maaf saya selalu terobsesi sama makanan sehingga tidak nyambung. Intinya, meskipun jujur itu sangat penting tapi di negrinya ratu elisabeth ini ternyata sopan-santun lebih dihargai. Mane ketehe.

Pelajaran kedua: bedakan heroine dengan heroin. Pada suatu hari seorang bapak perlente (topi bulat, payung item dan jas panjang, buset Sherlock Holmes abis) bilang pada saya,"I can see your heroine in it," sambil nunjuk buku yang saya baca. Saya bilang, "Sumprit, I don't have heroin in it!" dengan wajah curiga dan tertuduh. Lalu si SHP (Sherlock Holmes Palsu) bilang lagi, "Oh, of course you don't. I mean heroine, your female hero," Saya diam saja (pura-pura mikir sembako). Seharusnya, heroine dan heroin punya pengucapan yang beda, karena bagi saya yang setengah budeg saja ini bisa menjadi kesalahpahaman, bagaimana dengan orang yang bener-bener budeg coba?

Pelajaran ketiga: Farmer artinya bukan petani. Beneran lho, saya baru tahu. Dari jaman SD Limpung 1 sampe SMU Santo Bernardus saya diajarin kalo Farmer artinya petani dan saya tidak pernah ngecek lagi di kamus Indonesia Inggris edisi diperbarui. Jadi harap maklum kalo waktu temen saya bilang, "I'm a farmer," saya langsung mbayangin dia macul di sawah. Ternyata farmer berasal dari kata farm yang artinya (kalo gak salah) peternakan. Jadi farmer artinya: peternak. Lha kalo yang kerja di sawah? Masalahnya, di sini gak ada sawah. Adanya kebun sayuran dan ladang gandum. Mereka disebut gardener karena kerja di garden. Garden ternyata bukan taman (lha kalo meteor garden? Tambah mumet deh). Lebih ke pekarangan. Isinya macam-macam sayur dan daun bumbu (herbs). Nati kapan-kapan kalo nggak males saya tulis tentang macam2 bumbu yang aneh (ingat, saya terobsesi pada makanan). Jadi saya mau bikin terjemahan sendiri buat petani, anggap saja kata pertama dalam kamus Ria: petani= rice field worker.

Pelajaran keempat: mandi (pake gayung) itu nggak ada terjemahannya ke bahasa Inggris. Nggak tahu apakah cebok juga nggak ada bahasa Inggrisnya (taruhan deh, pasti nggak ada. Karena di sini kalo boker mereka cuman dilap pake tisu alias gak cebok). Yang ada cuma take a bath atau take a shower yang masing-masing digunakan secara spesifik buat kamar mandi yang berdiri (brarti shower) atau bathub. Soalnya bakalan aneh kalo saya kluar dari kamar mandi yang berdiri dan bilang "I've just had a bath" (saya pikir terjemahannya mandi=bath) karna pasti orangnya mikir saya sudah naruh ember di kamar mandi yang berdiri buat berendam. Kenapa harus dibedain sih? Gimana kalau kita bikin terjemahan sendiri buat kata 'cebok' dan kita bikin spesifik antara cebok dengan tangan kiri atau tangan kanan? Saya merasa bahasa Inggris itu lebih konyol daripada bahasa Arab gundul apalagi hanacaraka. Bahasa Inggris cuma menerjemahkan apa yang ada dalam budaya mereka dan tidak punya kosakata untuk budaya orang lain. Coba, apa bahasa inggrisnya tukang ojek sepeda?

Pelajaran kelima: Kalau seseorang manggil kita "love" atau "darling" itu ternyata sama aja seperti kita panggil "bibi" sama pembantu atau dalam kasus saya "Lek" dari Pak Lik. Bibi bukan selalu berarti adiknya ibu dan Pak Lik bukan selalu berarti adiknya bapak. Jadi, love dan darling hanyalah panggilan semata, tidak berarti apa-apa. Ternyata cinta itu harganya lebih murah di sini daripada segelas espresso.

Pelajaran keenam: Organik artinya bukan disirami pake aqua. Tapi kalo nggak salah artinya: harganya jadi lebih mahal. Ini konon karena makanan organik lebih sehat akibat ditanam dengan cara alami alias nggak pake pupuk. Harusnya kan lebih murah ya karena nggak usah beli pupuk? Memang aneh logika mereka.

Pelajaran ketujuh: Heart itu artinya jantung, bukan hati. Soalnya kalo kita bilang heart disease ke dokter, dia akan periksa jantung kita, bukan hati kita. Kalo kita maunya hati, sebaiknya gunakan kata: liver. Soalnya fatal ya kalo ada film yang judulnya "heart" trus ceritanya tentang transplantasi hati karena orangnya sakit liver (hepatitis). Ya gak sih?

Terakhir (yang paling penting), jangan terlalu percaya sama semua yang tertulis di atas. Kenapa? Karena saya yang nulis (bukan Oxford Advanced Dictionary). Damai di bumi!

Monday, September 1, 2008

Salah Kostum

Aku biasanya ga pernah salah kostum. Kalo ke pesta ga pernah pake daster, ke kantor ga mungkin pake bikini dan kalo aku terdampar ke jaman Romawi pasti aku juga bakalan pake baju besi. Namun hari Sabtu kemaren aku salah tempat dan salah kostum.
Alkisah ada seorang putri yang sudah lama tidak berolah raga sampai badannya melar dan mukanya tidak berseri-seri. Jadi pada hari Sabtu kemaren sang putri memutuskan untuk berenang di kolam renang SPH (jangan disebutkan nama sebenarnya nanti malu). Ternyata pas sampe di SPH dengan tidak senonohnya dia bilang kalo kolam renang diliburkan tanpa ada pengumuman terlebih dadulu. Banyak orang yang pergi dengan mengomel karena keinginannya untuk membuang kalori terpaksa dipendam.
Sang putri yang sudah memakai baju renang di dalam celana jeans dan kaosnya dan dari kost tidak mandi karena mo mandi di kolam renang tentu saja tidak mau rugi. Dia teringat ada satu kolam renang lagi di sekitar situ. Jadi setelah memutar-mutar naek kuda motor bebek, putri sampai di kolam renang I. Hore..hore...akhirnya putri bisa maen bola lagi...eh berenang lagi.
Sampai di tepi kolam renang sang putri dengan PD nya copot-copot kaos dan celana jeans lalu langsung menceburkan diri ke kolam renang. Setelah berenang bolak-balik baru sang putri sadar kalau dia belum bayar. Dia naik kembali dan ambil dompet mo bayar. Tiba-tiba ada bapak-bapak menghampiri. Bapak itu ternyata kasir kolam renang jadi putri pun membayar 10rb..murah ya.
Setelah dibayar terjadi percakapan di bawah ini:
Bapak : Mbak, tolong ..itu bajunya agak tertutup ya...ini kolam renangnya lain.
Putri : Maksudnya?
Bapak : Iya..itu agak ditutupin auratnya.
Putri : Lho jadi saya ga boleh renang pake baju renang? Harus pake kaos gitu?
Bapak : Iya pake kaos dan celana aja gpp.
Putri : (melongo)...o begitu ya pak. Saya ga tau pak. Terima kasih ya pak.
Akhirnya si putri pinjam kaos pengawalnya dan berenang pake kaos yang kegedean dan kalo buat mengayuh tangan gitu rasanya berat banget..untung ga tenggelam.

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p