Saturday, October 16, 2010

Curcol


Setelah sekian lama tidak ada mood nulis maupun membuka blog, akhirnya hari ini saya terpanggil untuk menuliskan sesuatu di blog yang kayanya sudah berdebu dan banyak sarang laba-labanya. Saya sedang merasa tidak semangat melakukan apapun kecuali makan enak dan nonton film korea yang pemainnya ganteng2. Masalahnya dalam kehidupan saya sehari-hari ini kebanyakan waktu saya adalah untuk melakukan hal-hal yang tidak saya sukai. Saya mulai merasakan sudah kehilangan jati diri bangsa seperti poster kampanye salah seorang caleg yang mengatakan “Kembalikan jati diri bangsa, biasakanlah makan dengan tangan kanan.” Apa ya hubungannya? Saya makan tidak pernah dengan tangan kiri karena bekas buat cebok kecuali kalo makan kerang or kepiting terpaksa pakai dua tangan.

Kemarin2 saya kembali membongkar koleksi DVD saya untuk menemukan film menarik yang bisa bikin mood saya membaik. Jatuhlah pilihan saya pada film Hana Kimi (yang versi Jepang lho, bukan versi Taiwan yang konyol dan garing) yang ada panda lari2 dan Ria sedang tidur sampai saya bangunin untuk melihat adegan itu. Sepertinya Ria dendam sama si panda karena cerita tentang si panda lari2 beberapa kali dia sebut di tulisannya. Apakah hubungan Hana Kimi dengan jati diri saya yang hilang?

Hana Kimi menceritakan tentang seorang cowok ganteng bernama Izumi Sano (diperankan oleh Shun Oguri, si Hwa Ce Lei versi Jepang yang tetep keren walaupun dia aslinya menderita penyakit dimana dadanya rada mlesek ke dalam karena tulang rusuknya ada kelainan) yang merupakan juara lompat tinggi sejak SMP tapi terpaksa berhenti melompat karena kakinya cedera dan tidak bisa lompat tinggi selama bertahun2. Dia cedera karena menolong seorang cewek bernama Mizuki yang sedang diganggu preman2 di USA. Kebetulan Sano lewat dan menolong Mizuki. Waktu Sano mau melarikan diri dengan memanjat pagar yang tidak ada kawat berdurinya, para preman itu menyabet urat Achilesnya dengan pisau. Begitulah Mizuki yang merasa bersalah akhirnya kembali ke Jepang untuk masuk ke sekolah khusus cowok tempat Sano bersekolah. Tujuannya adalah untuk membuat Sano melompat lagi (lompat tinggi, bukan lompat galah or lompat kodok apalagi lompat karet).

Yang paling saya ingat di film itu adalah waktu Mizuki berkata kepada Sano yang tidak mau lompat tinggi lagi (karena dia takut gagal). Mizuki bilang kalau Sano tidak melakukan apa yang dia sukai (lompat tinggi) maka dia akan kehilangan diri dia yang sebenarnya. Nah saya jadi merasa apakah saya sudah terlalu lama melakukan apa yang tidak saya suka sampai sekarang saya merasa hidup saya hampa tidak ada gairah. Rasanya setiap hari kegiatannya itu2 aja. Bangun kesiangan karena malas ke kantor (kalau hari libur malah tidak bisa bangun siang) trus di kantor kerja cepat2 sambil berharap cepat makan siang. Setelah makan siang kerja lagi sambil membayangkan waktu pulang.

Apakah itu pertanda saya benar2 tidak menyukai pekerjaan saya? Ada yang bilang kalau setiap orang tidak akan selalu mendapatkan apa yang dia sukai. Namun ada sesuatu yang kita bisa memilih, ada yang tidak bisa. Kalau saya bisa memilih, saya ingin dilahirkan sebagai putri kerajaan yang cantik dan banyak pangeran yang mengejar2 seperti di dongeng sleeping beauty minus acara tidur 100 tahunnya namun tidak bisa kan? Atau kalau bisa saya ingin jadi orang bule dan lahir di desa Skotlandia yang rumah2nya seperti di kartu natal. Saya tidak bisa memilih mau dilahirkan dimana dan oleh siapa. Tapi kalau pekerjaan seharusnya saya bisa memilih. Saya sebenarnya tidak suka pelajaran Akuntansi. Tidak suka bukan berarti tidak bisa karena kalau ingin lulus sekolah tentu saja semua mata pelajaran nilainya harus cukup. Dari dulu saya tertarik dan ingin menjadi dokter. Apa daya sikon berkata lain, saya lebih butuh uang daripada melakukan apa yang saya suka. Untuk menjadi dokter uang kuliahnya mahal dan lama. Jadi papi saya memilihkan saya kuliah jurusan Akuntansi karena relatif gampang dapat kerja dan kuliahnya juga ga selama kedokteran.

Masalahnya sekarang..walaupun saya sudah lulus dan bekerja di bidang Akuntansi selama 7 tahun lebih, tidak pernah sekalipun saya enjoy dalam pekerjaan. Kecuali waktu jadi auditor karena bisa jalan2 ke kota lain sambil bekerja minum air. Akhir2 ini saya merasa mulai jenuh sama pekerjaan saya yang selalu dikejar2 deadline. Yang paling bikin emosi adalah kemauan atasan yang seringnya menentukan deadline seenak udelnya dia mentang2 saya karyawan yang digaji. Seperti beberapa waktu yang lalu, yang mulia bos berkata kalau saya harus membuat laporan pajak 3 bulan dalam waktu sehari saja. Memang sih akhirnya bisa, tapi keinginan bos yang tidak masuk akal itu cukup membuat saya emosi. Apakah seumur hidup saya harus mengalami hal seperti ini. Membuang waktu di kantor untuk melakukan sesuatu yang tidak saya suka demi mendapatkan gaji. Saya tidak mau membuang waktu hidup saya yang Cuma sebentar ini untuk melakukan sesuatu yang saya tidak menikmatinya.

Karena itulah saya dan suami memutuskan untuk melakukan suatu perubahan hidup dalam waktu dekat. Kami tidak tahu juga apa yang akan terjadi di depan yang penting mencoba dulu untuk melakukan apa yang kami suka. Saya sempat terpikir beberapa pekerjaan yang sepertinya akan saya sukai karena sesuai hobi saya baik yang mungkin maupun tidak mungkin:

  1. Menjadi pencicip makanan di restoran seperti Kang Ha Ji di komik Hot Blooded Girl. Asik banget sepertinya, kerjanya Cuma makan tapi dibayar.
  2. Menjadi pembawa acara jalan2 ke luar negri. Asik bisa jalan2 gratis, dibayar pula.
  3. Punya persewaan buku dan film jadi bisa baca buku dan nonton film gratis.
  4. Menulis review film2 yang pernah saya tonton…tentu saja dengan mendapatkan bayaran.
  5. Jadi artis Korea yang masih muda dan bisa main film bersama Jang Geun Suk dan Kim Rae Won
  6. Punya toko roti yang selalu laku dan rotinya ga pernah sisa sisa.
  7. Jadi dokter bedah seperti di Greys Anatomy, tentunya bosnya harus seganteng dr. Sheperd
  8. Punya perkebunan buah dan peternakan sapi dan kambing gunung. Kalau mau makan buah tinggal memetik. Kalau mau minum susu tinggal memerah dan kalau mau bikin baju tinggal mencukur.
  9. Menjadi perancang gaun pengantin yang indah2 (ini sepertinya tidak mungkin karena saya tidak bisa menggambar apalagi menjahit, tapi membayangkannya saya suka)
  10. Menjadi guru TK yang muridnya lucu2 dan imud2 dan ga rewel
  11. Menjadi penulis buku cerita anak yang laris
  12. Menjadi pemetik buah sambil berpindah2 ke satu tempat ke tempat lain supaya langsing dan sehat.
  13. Menjadi penulis buku traveling bersama Ria dan bukunya harus laris biar balik modal
  14. Menjadi relawan di tempat yang dingin

Itu hanya beberapa pikiran saya….semoga ada yang terkabul...dan toloonnggg…segera bebaskan saya dari ribuan faktur pajak…..!!!!

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p