Friday, September 19, 2008

Mengirit ala Kambing Gunung

Aku bikin tulisan ini atas permintaan Kristina, berhubung dia adalah orang yang paling paham bahwa sumber-sumber kekayaan pribadi itu harus dihemat sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Sebagai TKI yang bekerja dengan menggembala kambing gunung, inilah langkah-langkah yang bisa diambil sekedar untuk mengirim beberapa quids ke Pekalongan:
  1. Makanlah banyak-banyak setiap sarapan, makan siang ataupun makan malam. Ini supaya kita nggak kepingin beli cemilan seindah apapun di muka bumi. Meskipun seringnya makanan kita terdiri dari sayuran dan bekatul, tetaplah makan dengan penuh semangat seolah-olah menunya kambing guling! Kalo tiba-tiba kita kepingin makan opor atau bakso atau siomay atau empek-empek, langsung penuhi perut kita dengan biskuit organik atau rice crackers yang meskipun rasanya kayak tripleks tapi ditanggung kita nggak ngidam lagi karena kekenyangan (dan eneg).
  2. Jangan beli sabun. Pakailah sabun batangan yang disimpan di gudang yang meskipun nggak wangi dan bentuknya kaya sabun wings pencuci piring tapi setidaknya berbusa. Dan karena biasanya sabun ini dipakai buat mandiin hewan (termasuk kambing), pastinya cukup kuat untuk mengusir bolot dan bau kita (secara teori mengatakan manusia tidak lebih bau dari kambing karena keteknya cuman dua). Kalau mau wangi dan agak-agak mirip sabun mandi, pakai aja sabun cair pencuci tangan. Kalo sabunnya kok jadi cepet abis bilang aja kita termasuk orang yang higienis dan agak-agak bakteriophobik.
  3. Jangan beli pembalut. Pake aja tisu toilet yang ditumpuk-tumpuk. Kalo perlu ambil beberapa gulung tisu toilet untuk persedian bulanan (tapi jangan dijual). Kalo masih nembus, pake paper towel yang dilem di kanan-kiri biar mirip Laurrier Wings.
  4. Kalo pas lagi keluar untuk jalan-jalan, jangan lupa bawa botol kosong dan ambillah beberapa iris roti, buah atau sereal. Artinya makan siang terjamin. Botol kosong itu bisa diisi air dari toilet kapan saja, jadi nggak usah beli air mineral. Kalo semua persediaan habis trus masih lapar, minum air banyak-banyak dan jangan pergi ke supermarket/pasar terbuka/pusat kota, karena pasti ada yang jual makanan dan kita pasti tergoda (karena insting dasar manusia adalah berburu dan meramu). Jadi sebaiknya kalo laper pergilah ke toko buku atau toko barang antik atau toko keramik dan tegel atau toko barang pecah belah. Pasti nggak beli apa-apa kecuali kalo Kristina sebenernya mantan pemain kuda lumping.
  5. Kalo mau ke kota terdekat, lihat baik-baik kapan daging kambing akan dijual ke pasar, celingak-celinguklah kalau-kalau ada mobil keluar dari parkiran atau kalo ada orang yang ke kota untuk beli sabun atau apapun kepentingannya. Menebeng adalah cara terbaik untuk menghemat transport. Itung-itung kita ikut melestarikan alam karena kita menghemat emisi bahan bakar.
  6. Pingin makan masakan Indonesia? Jadilah juru masak (seperti diriku). Menunya sih kepinginnya sambel goreng pete rempelo ati dan megono gori. Tapi ternyata gak ada pohon pete atau gori (harus nanem dulu, cari bibitnya juga susah) dan waktu mau cari rempelo kasian ayamnya (karena nggak ada orang makan jeroan, makanya yang ada cuman daging, kalo mau jeroan harus mbunuh ayam dengan tangan sendiri). Jadi jangan berharap terlalu muluk-muluk menunya. Memang kita harus maklum dengan orang-orang di pegunungan sini yang makanannya dingin, pucet, anyep, nggak ada rasanya (jauh dari kenikmatan duniawi). Jadi minimal kita harus bisa masak capcay dan siomay dan buyunghay dan ayam goreng sambel trasihay (asem jadi laper...).
  7. Mau berwisata? Jangan ke kota. Bis PP (dan semua alat transportasi) di negeri kambing gunung ini aduhay mahalnya. Mending jalan-jalan ke sekitar kompleks aja. Pertama, untuk melatih jantung sehat, kaki berotot, napas panjang dan kuat serta kulit badak (tahan cuaca buruk dan sengatan matahari). Kedua, gratis (ini penting). Apa yang bisa dinikmati? Pertama kita bisa melihat ibu-ibu rumah tangga middle-age yang gemuk dan pucat sehingga kita tiba-tiba merasa kurus dan eksotis. Kedua, kita lihat bermacam-macam anjing yang lucu diajak jalan-jalan sama pemiliknya. Ini seperti berada di museum anjing karena kita jadi tahu ada berapa jenis anjing ras dan bagaimana cara pipisnya. Tiba-tiba saja kita bisa membedakan antara rotweiler dengan cihuahua dari jarak seratus meter berdasarkan suara atau baunya. Ketiga, melihat macam-macam bunga dan perawatan kebun rumah orang. Kalo kebunnya jorok dan penuh dengan gulma, kita bisa menebak bahwa pemiliknya pasti gembrot dengan beer bellynya berayun-ayun dan terjerat hutang KPR. Kalo kebunnya penuh dengan poppy dan lavender, mungkin saja pemiliknya punya tukang kebun keren kaya di film desperate houseviwes (dan utangnya lunas). Jadi, benar kan dengan jalan-jalan di sekitar kompleks saja kita bisa mendapat banyak pengetahuan. Kenapa harus jauh-jauh ke art gallery dan museum?
  8. Window shopping di toko perawatan tubuh. Pasti disuruh nyoba ini itu. Pas kluar badan kita harum dan mewangi...
  9. Datang ke food fair. Pasti ada kotak-kotak tempat mereka naruh potongan-potongan produk yang dijual. Bisa coklat, permen, sosis, daging, kue atau makanan yang tidak bisa disebutkan di sini karena namanya susah dieja dan nggak jelas terbuat dari apa. Incip-inciplah satu demi satu dan pastikan kita tidak keluar sebelum benar-benar kenyang.
  10. Cari koran metro di stasiun bis atau kereta. Koran ini gratis dan di dalamnya kadang ada potongan kupon gratis. Kupon ini bisa berupa voucher nonton film premiere, potong rambut gratis di training centre atau nonton pertunjukan gratis asal kita ngirim email untuk reservasi. Lumayan kan?

1 comment:

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

hahahah..bener2 tips yang berguna,..btw serius yo yang kowe mandi pake sabun batangan? jangan terlalu ngirit mengko nek kowe salaman karo si kucel..tanganmu dudu tangan dokter maneh tapi dadi tangan babu. aku isih jet lag iki mau bengi numpak bis jam 7.45 bengi nembe tekan jkt jam 8 an isuk mau. jadi kan jet lag...gayane pok.aku sempetke neng warnet ke asale kowe koyone ono seng pak diceritoke sampe telp aku wingi2...tapi suaramu rak krungu...dasar sinyal neng pekalongan ndeso kuwi eror. btw panganan neng kono rak enak haa? pantesan kowe kangen sego megono.padahal sego megono juga wes rak enak hihihihi

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p