Monday, March 30, 2009

Winnie-The-Pooh, oleh A. A. Milne


I am a Bear of Very Little Brain, and long words bother me.A. A. Milne (1882 - 1956), Winnie-the-Pooh
Kristina bilang aku ini aliran pluralis. Aku tidak tahu apa artinya, tapi yang jelas faktanya aku sama sekali bukan. Aku suka sekali baca buku anak-anak. Serius. Buku favoritku adalah Pangeran Kecil (Le Petit Prince) oleh Antoine de Saint Exupéry. Aku membaca nyaris semua bukunya Road Dahl, sekarang aku sedang menyelesaikan Alice in Wonderland dan sebelum tidur, aku baca satu bab dari buku Winnie-The-Pooh. Aku bahkan membaca ulang (kayaknya sudah lebih dari 10 kali, berhubung ceritanya lebih pendek dari puisinya Taufik Ismail "Karangan Bunga") buku "A Very Hungry Caterpillar" tentang ulat yang makan terus sampai sakit perut, tapi tidur lama sebelum jadi kupu-kupu. Buku ini ukuran hurupnya besar-besar, mungkin kalau dibandingkan dengan tes hurupnya dokter mata itu hurup E yang paling atas, jadi singkat kata, kita bisa baca buku ini dari jarak 1 meter tanpa kesulitan membedakan B atau P (nggak singkat deh kayaknya). Perhatian: ini adalah buku untuk anak pre-school yang masih bingung apa bedanya kerbau sama sapi (sapi kulitnya tidak pernah kencang, meskipun gemuk, sedangkan kerbau kulitnya selalu kencang, meskipun kurus-FYI). Jadi apa dasarnya aku dibilang aliran pluralis? (apa sih artinya pluralis? Alis lancip ya?). Oya, tambahan lagi, waktu aku SMU aku penggemar setia komiknya Yu Asagiri dan penggila Doraemon, termasuk yang seri petualangan. Jadi kenapa aku suka Ronggeng Dukuh Paruk-nya Ahmad Tohari? Alasannya sederhana: karena tokoh utamanya cewek ndeso yang cantik bernama Sri. Nah kan, ini aku yang lagi jualan jujur kacang ijo. Kalau ada tokoh novel yang namanya Kristina, taruhan deh, dia juga bakalan dijadikan novel favoritnya sepanjang masa!

Winnie The Pooh jadi terkenal karena Disney mengangkat kisahnya ke televisi dan menjadikan tokoh-tokoh di dalamnya sebagai karakter Disney. Tidak heran kalau 'perkenalan'ku dengan Pooh adalah karena jaket mandi bergambar beruang Pooh sedang terbang pakai balon (pastinya palsu, bukan merk Disney, dan kainnya tipis banget jadi kalo lupa bawa handuk percuma, tetep basah juga). Lalu pas aku masih SMU aku menempel hiasan dinding dari gabus bergambar Winnie The Pooh yang sedang makan madu. Hiasan dinding ini murah banget, karena beli di penjual emperan di Jogja. Rencana semula, mau dijual ke anak kost yang lain. Tapi karena nggak ada yang beli, aku tempel sendiri di kamarku. Ternyata benar, ada harga ada kualitas. Hiasan ini nggak mau nempel dengan baik di dinding karena lemnya murahan jadi jatuh terus. Suatu saat aku pakai lem UHU banyak-banyak dan akhirnya nempel juga. Tapi apa mau dikata, pas aku tidur hiasan ini jatuh dan menimpa kepalaku yang sedang mimpi dikencani cowok basket (hehe). Untung saja hiasan dinding ini dari gabus, coba kalau dari besi, pasti aku sudah gegar otak.

Intinya, aku cuma ingin bilang bahwa Winnie The Pooh bukanlah sekedar kartun anak-anak yang tidak bisa dinikmati orang dewasa. Kalau dilihat lebih jauh, kata-kata dalam buku A.A. Milne (aku tidak tahu singkatan dari apa A. A. itu, tapi pastinya kalau di kelas si Milne ini absennya bakal paling atas karena namanya dobel A) ini sangat bijaksana, pintar, sekaligus sederhana dan lucu. Menurutku sih, sebab selera humorku tergolong aneh (kalau tidak bisa dibilang jayus). Adalah Christopher Robin, anak laki-laki dalam cerita ini, yang dalam waktu singkat bakal jadi "pahlawan" bagi dunia kecil si Winnie-The-Pooh. Tidak ada yang istimewa dalam karakter Christopher, kecuali bahwa dia satu-satunya tokoh manusia. Lalu si Edward beruang, yang kemudian dinamai Winnie (dia-lah yang sedang kita bicarakan). Winnie adalah beruang dengan pikiran paling sederhana di muka bumi. Mungkin kalau dibandingkan dengan tokoh kartun yang lain, dia seperti Homer Simpson, dan dunia bakalan lebih baik kalau semua orang berpikiran sesederhana mereka. Piglet, hewan tidak jelas yang kecil tapi banyak peranannya, sama seperti bakteri dan plankton, yang kecil tapi membentuk sumber energi utama dari rantai makanan (apaan coba). Owl, tokoh yang tidak banyak bekerja tapi banyak bicara dengan kata-kata sulit supaya dianggap bijaksana. Rabbit-dengan teman-teman dan sanak saudaranya- adalah tokoh yang tidak pernah belajar dari buku tapi tahu tentang banyak hal. Dialah yang selalu tahu bagaimana membuat rencana yang pintar. Kanga dan Baby Roo, adalah tokoh yang "biasa-biasa saja" tapi karena saking biasanya, mereka justru jadi istimewa (di dunia yang tidak biasa). Eeyore, keledai pesimistis yang mewakili semua orang yang berpikiran negatif dan selalu menemukan alasan untuk mengeluh. Itulah dunia Winnie-The-Pooh. Kenapa mereka membuat aku kagum seperti anak umur sembilan tahun? Lupakan kartun Disney tentang Tigger (di buku pertama Winnie belum ada tokoh Tigger, jadi aku cuma tahu tentang dia dari filmnya Disney, tidak menarik). Winnie-The-Pah-Poh (dulu aku juga mikir ini cuma kartun anak-anak yang wagu) jauh lebih dari sekedar macan yang melompat-lompat pake ekor, tapi tentang berpikir sederhana dan menikmati hidup yang indah, dari mata anak-anak.

Beberapa kutipan favoritku:
  1. "My spelling is Wobbly. It's good spelling but it Wobbles, and the letters get in the wrong places,"
  2. "We're going to discover the North Pole," "Oh!" said Pooh again. "What is the North Pole?" he asked. "It' just a thing you discover,"
  3. "When you wake up in the morning Pooh," said Piglet at last, "What's the first thing you say to yourself?" "What's for breakfast?" said Pooh. "What do you say, Piglet?" "I say, I wonder what's going to happen exciting to-day?" said Piglet. Pooh nodded thoughtfully. "It's the same thing," he said.

4 comments:

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

"When you wake up in the morning Pooh," said Piglet at last, "What's the first thing you say to yourself?" "What's for breakfast?" said Pooh. "What do you say, Piglet?" "I say, I wonder what's going to happen exciting to-day?" said Piglet. Pooh nodded thoughtfully. "It's the same thing," he said.

iki aku paling seneng....hari2 bisa biasa wae opo menarik tergantung persepsine dewe yo. mugakno kuwi kudune dewe luru pasang hidup ojo seng mboseni..tapi kudu seng nduwe daya imajinasi kreatif koyo dewe dadine everyday will be exciting (narsis abis).

nek kowe kan seneng winnie the pooh..tapi tokoh animasi favoritku sepanjang masa kuwi adalah: jreng 20000x: BEZITA dari dragon ball. karena deen ki keren. dan walaupun deen selalu cemberut dan ketokE cuek2 wae karo bojone tapi sebenere deen sayang karo bojo dan anakE.
artikelmu kuwi gawe aku kangen karo buku2 dongeng hans christian andersen yang biasane berakhir happy ending kecuali little mermaid. (seng ngarang HC andersen dudu?).

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

aku nembe ngerti kowe juga seneng yu asagiri. yu asagiri kuwi aku juga seneng soale biasane ceritane ki cowokE ganteng banget tapi iso seneng karo cewek biasa2 wae. dudu pengalaman pribadi lho karena aku ayu. favoritku kuwi yang min min..boneka yang bisa berubah jadi manusia dan dirawat ama cowok ganteng yang melarat dan matre tapi tetep ganteng hehe

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

Oi, bener banget. Little Mermaid kuwi karangane HC Andersen, tapi berakhir tragis (rak hepi ending). Cerita sing ditulis antara lain:"The Steadfast Tin Soldier", "The Snow Queen", "The Little Mermaid", "Thumbelina", "The Little Match Girl", "The Ugly Duckling" dan "The Red Shoes". Dadi beberapa sing rak hepi ending. Misale Gadis Penjual Korek Api. Kowe mbok nulis cerita favoritmu dan kenapa kowe seneng. Aku kangen karo tulisanmu...huik

wongmuntilan said...

Kalo melihat koleksi bukuku, hanya ada 4 jenis, yaitu kamus bahasa, novel misteri, novel petualangan, dan buku cerita anak-anak. Dulu waktu masih kuliah sempat kepikir, gimana perbendaharaan vocabularynya mau bertambah kalo bacanya buku anak-anak melulu. Tapi isinya itu lho, sangat menghibur, mengingatkan akan masa kecil yang bahagia, serta enak banget buat dibaca berkali-kali, jadi gak rugi dulu keluar uang buat beli buku itu ^^

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p