Monday, February 9, 2009

Let's Get Retarded

To have fun, simply follow these easy rules:
1. Work hard
2. Play hard
3. Ignore rule number 1.

Kaos Kaki
Di tempat cucian aku selalu kehilangan kaos kaki sebelah. Entah yang kanan atau yang kiri. Mulanya aku beli kaos kaki obralan, habis kepepet butuh. Aku males banget nyuci sepatu olah raga bututku. Kalau tidak ada kaos kaki, niscaya sepatu itu lebih bau daripada terasi basi. Tapi tidak peduli seberapa banyak kaos kaki yang aku beli, selalu ilang sebelah. Ahirnya aku memutuskan untuk bongkar cucian yang tidak diakui. Disana aku menemukan banyak kaos kaki. Tidak satupun punyaku. Tapi berhubung punyaku ilang, aku dengan senang hati mendaur ulang. Reduce, reuse, recycle.

Sejarah
Setiap kali pergi ke gereja tua dan reruntuhan, selalu ada orang yang menerangkan, misalnya, "York's first Minster was built for the baptism of the Anglo Saxon King, Edwin of Northumbria. Edwin was christened in a small wooden church that had been built for the occasion, this event occurred on Easter Sunday in the year 627. Almost immediately Edwin ordered that this small wooden church should be rebuilt in stone. Edwin was killed in battle in 633 and the task of completing the stone Minster fell to Oswald." Kalau kakiku pas pegel, aku akan duduk mendengarkan. Tapi aku mulai menghitung sampai sepuluh, trus langsung berdiri dan jalan seolah-olah pergi ke toilet. Setelah itu tentunya tidak kembali lagi buat ketiduran berkat sejarah Inggris, tapi pergi ke toko suvenir dan mainan gantungan kunci dari karet yang kalo dipencet bunyi "ngeeeok, ngeeeok,". Keren sekali.

Olah Raga
Di tempat aku bekerja tiap hari Selasa ada guru pilatus yang dipanggil buat melatih karyawan. Mulanya aku datang karena konon perutku bisa sekecil Scarlett Johanson. Bodiku bisa lebih meliuk dari gitar Spanyol. Tapi setelah nyoba sekali, otot perutku jadi sakit karena saking tidak pernah dipakai kecuali untuk membantu bernafas. Dari posisi tidur ke bangun aja jadi susah. Aku merasa seperti serangga yang kalau jatuh terlentang tidak bisa bangun lagi. Jadi aku memutuskan, olah raga yang tepat buatku adalah: mengejar anjing tetanggaku yang suka keluyuran nggak jelas, lari ke tempat setopan bis karena selalu telat (ada baiknya telat, kita bisa sekalian berolah raga), jalan ke tempat parkir mobil kalo pas nebeng dan naik turun tangga kalo pas kelupaan sesuatu (kamarku di lantai 3). Lupakan guru Pilatus yang otot dadanya lebih membusung dari dadaku, meskipun dia cowok (euh).

Memasak
Waktu aku bikin Shepherd's Pie, aku tidak ingat apakah dagingnya dimasak dulu dengan bumbu atau dimasak belakangan waktu sudah dipanggang dalam oven. Aku giling semua dagingnya, aku taruh garam sebanyak-banyaknya, taruh kentang lumat diatasnya. Kasih cabe dan saos tomat. Hasilnya, tidak jelas apakah itu Shepherd's Pie atau Shepherd's Poo.

Mengajar
Di tempat kerjaku, aku harus mendidik anak-anak dengan kelainan mental buat bersikap dewasa dan intinya 'jadi anak baik'. Jadi setiap saat aku harus bilang, "Oh, kalau dikasih sesuatu bilang apa?" dan berharap si anak akan bilang, "Terima kasih, " atau bilang, "You have to behave like a young, mature lady," ke anak Down Syndrome yang teriak-teriak kaya suporter bola di dalam gedung teater. Tapi berhubung mereka cacat, atau sekedar bandel, mereka kadang suka tetap bertingkah dan bikin kita capek ati sendiri. Jadi suatu hari aku menirukan tingkah laku mereka, kayak selalu bilang "Weak!" tiap kali anak itu bicara (karena itu kebiasaannya). Ada juga anak yang selalu teriak "Again!" meskipun kita sudah bicara pelan dan jelas. Aku menerapkan kebiasaan mereka sendiri ke mereka, dan itu benar-benar asyik. It's very good to be retarded. Ada anak yang suka mengulang kata-kata. "Apa kabar?" Dijawab "Apa kabar?", "Hari ini makan apa?" dijawab, "Hari ini makan apa?", Jadi aku jawab ke dia, "Apa kabar, Ria?" "Aku bukan kue jahe," "Don't be silly, I'm just being silly," dan melempar-lemparkan roti ke mukanya dia, seolah-olah aku main-main. So fun!

Contoh
Sebagai pekerja sosial aku selalu disuruh menjadi suri tauladan. Istilahnya mbah jambrong, "to set a good example,". Jadi, aku tentu saja berusaha sebaik-baiknya menjadi contoh. Misalnya, kalau belajar table manner, aku akan pergi ke restoran, pesan makanan paling menarik yang menunya ditulis pake bahasa Perancis, dan makan dengan posisi pisau dan garpu yang sempurna. Kalo pergi ke bioskop aku selalu nonton film dewasa yang box office, karena kan mereka harus menghargai budaya Hollywood. Kalau pergi belanja, aku akan selalu beli makanan instan, karena mereka harus belajar hidup praktis. Kalau aku lagi laper, mereka sebaiknya masak, karena mereka harus belajar ketrampilan sehari-hari. Kalau cucianku banyak, mereka sebaiknya bantu nyuci-nyuci, karena mereka harus belajar peduli pada sesama. Aku memang contoh yang baik....^_^

6 comments:

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

hahahaha..bener2 kowe ngutuk'i wong2 down syndrome yo. mesakke to...dikiro ngrewangi kowe ngumbahi kuwi hal yang baek padahal mereka dibabu. dasar pekerja sosial tidak teladan.

soal kaos kaki seng ilang siji, kudune yo nek misale ngumbahi ditaleni wae kaos kakiE sepasang2..jadine rak bakalan terpisah lagi...

soal pilates..opo pilatus kuwi? bener2 iso nggo ngecilke perut? gelem no...aku juga pengen. diajari yo nek kowe bali mene.

durung sempet nulis..diburu2 pajak..biasa

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

Dudu Pilatus sakjane kuwi Pilates. Iyo mengko tak ajari, tapi wetenge rak dadi cilik ik, dadi ono gunane rak sakjane?? Hehe

Anonymous said...

Setuju banget yang tentang mengajar...!!!
Kadang kalo ngadepin anak bandel, gurunya musti jadi ikutan 'bandel', dengan begitu si anak merasa gurunya sebagai 'kroninya', dan akhirnya malah terjadi hubungan harmonis antara si anak bandel dan gurunya. Soalnya sekali kita dianggap 'temen' dan 'sahabat', anak-anak bakalan lebih bisa nurut.
Pengalamanku selama ngajar anak TK dan SD, marah-marah itu hampir nggak ada efektifnya sama sekali. Mending kalo mereka lagi bosen, atau suasana kelas lagi mendung (misal pas cuaca buruk), diajakin maen-maen dulu biar 'panas', nah baru deh sehabis itu belajar lagi... ^^

Sri Riyati said...

Iya San, makasih ya udah belain aku. Kata Kristina, nyuruh anak2 cacat nyuciin kaos kaki itu bisa kuwalat. Dan sekarang aku sakit pileren. Jangan2 memang bertuah ya hahahaha. Iya, ngajar itu gak gampang. Harus super suaaabaaaar. Mungkin frustasiku sat ini sebanding ya ama yang dirasain guru pianoku dulu, yang aku rasa lebih milih dengerin kucing beranak daripada aku main lagu level 2 beginner hahahaha

angelica.jocelyn said...

jangan kau turuti kata2 kristina untung bukan dia yang jadi pekerja sosial disana ntar malah dia disuruh jadi muridnya..hehe...dan liat efeknya belum dilaksanakan aja kamu dah kualat...

Baek Sung Jo Oppa said...

lah..jebule kowe wes tau les piano po? tapi telat yo nek belajare pas wes tuo. kudune dhek bayi eh balita. mugakno kuwi aku sempet sebel karo mamiku kok rak gelem ngeleske aku piano or balet dhek cilik..dadine kan aku duwe keahlian seni pas gede.
mugakno mengko nek aku duwe anak..kalo cewek dileske balet, cowok dileske piano
kalo cowok dijadikan suami anakku..kalo cewek dijadikan istriku sendiri (joko sembung)

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p