Wednesday, August 20, 2008

Man of The Year

Biasanya di majalah-majalah tuh ada satu tokoh yang dijadikan Man of The Year karena prestasi, ide atau kontribusinya. Aku juga mau ikut-ikutan bikin gelar ini dan menurutku orang yang layak menerima gelar ini adalah....jreng234x:

LEK PANUT TUKANG JUAL ES TUNG-TUNG

Lek itu dari bahasa jawa Pak Lik, artinya paman. Semua cowok di Limpung di panggil Lek, kecuali kalo sudah tua dipanggil Mbah kalo masih kecil Le kalo ganteng Antonio Banderas. Hehe. Pertama kenal Lek Panut kesannya betul-betul tidak bagus, karena waktu itu istirahat siang dan Limpung sepanas kompor minyak yang dibakar di gurun sahara. Aku masih kelas 5 SD. Lek Panut lagi jualan es tung-tungnya yaitu dalam gerobak warna biru yang ditulisi : ES CREAM (Lek Panut cuman lulus SD jadi maafkan bahasa Inggrisnya yang tidak sempurna) dan ada gambar miki mos dengan mata dicat merah (kenapa merah ya?). Aku seperti melihat oase dan es yang melambai-lambai mengundang. Dengan kekuatan bulan aku langsung membeli es krimnya. Aku masih harus antri dulu sebelum mendapatkan satu skop es duren terenak yang pernah aku makan. Sialnya, rasa haus mengalahkan akal sehatku. Yang namanya beli es itu harus ada duit berhubung Lek Panut bukan embahku. Tapi aku lupa kalo uang sakuku udah habis buat lontong opor karena tadi pagi nggak sarapan (melihat betapa besar ketertarikanku terhadap makanan sejak kecil, sebetulnya aku heran kenapa tinggiku cuma sepenggalan). Aku akhirnya sukses mengutang dalam usia belia (kreditor kecil-kecilan) dan tanpa bunga pastinya.

Lek Panut tetap jualan es krim sampai sekarang. Es krimnya sangat enak karena semua bahannya berasal dari kebun sendiri. Dia punya pohon durian, nangka, jambu dan jeruk. Jadi apa rasa es krimnya tergantung pohon apa yang lagi berbuah di kebunnya. Jadi es krimnya 100% alami dan sehat. Ada potongan nangka atau durennya beneran. Dan murah abis. Sampai sekarang, es krim pake cone atau roti tawar 2 skop cuma seribu rupiah. Seribu. Lek Panut mungkin orang yang nggak bisa mbedain antara jualan dengan kerja sosial. Gerobaknya masih tetap sama sampai sekarang. Dia selalu panggil-panggil dengan gong kecil yang bunyinya tung-tung makanya disebut es tung-tung. Bukan karena dia ikut seminarnya Tung Desem Waringin. Sebetulnya Lek Panut sudah kaya. Tapi tetap jualan karena itulah dia, itulah pekerjaannya. Sekarang, meskipun aku sudah lulus SD dan nggak ngutang lagi belinya, aku tetap jadi pelanggan es krimnya setiap kali dia lewat di depan rumah. Lek Panut tidak pernah mau kalopun aku minta untuk nyimpan kembalian. Dia bukan orang yang suka dikasihani. Kalaupun aku kasih hadiah, itu harus ada maksudnya dalam arti memperingati hari lebaran atau hari ulang tahun. Suatu saat, aku kasih dia kembalian dan bilang,"Ini hari ulang tahun saya Lek!". Tapi sialnya dia ingat aku sudah bilang begitu dua bulan sebelumnya. Jadi dia bilang, "Kok ulang tahun bisa terus-terusan," jadi aku berkilah, " Ini ulang tahun Indonesia, 17 Agustusan" dan ngacir sebelum dia menolak terang-terangan seperti biasa.

Baru-baru ini Lek Panut kredit motor Yamaha Vega R, masih baru dan kinclong-kinclong. Tapi dia tetap setia dengan gerobaknya. Aku sudah mau ndaftarin dia sebagai anggota Walhi, tapi dia ternyata lebih milih Karang Taruna dan Siskamling di desanya. Alhasil aku cuman bisa menuliskan namanya di blog ini sebagai Man of the Year, secara aku belum jadi chief editor Reader Digest Indonesia, hehe. Semoga ada yang baca dan tahu bahwa seorang bisa jadi sukses dan bahagia asal berhenti mengasihani dirinya sendiri. Memperingati 63 tahun Indonesia merdeka, aku berharap lebih banyak lagi orang seperti Lek Panut, meskipun bukan pejuang HAM atau pejabat atau dokter atau penulis blog kurang kerjaan, dia bisa melakukan yang terbaik dengan caranya sendiri yang sederhana.

1 comment:

Sri Riyati Sugiarto & Kristina Melani Budiman said...

kok motore Lek Panut luwih apik yo ketimbang motorku hehehe. Haruse ben kowe ngrewangi Lek Panut, fotone deen kudune dipajang neng blogE dewe sekalian promosi. Sopo ngerti konco2ne dewe bakalan lungo Limpung cuma nggo tuku esE Lek Panut. Bener2 mulia yo profesi Lek Panut seng nggawe es krim sehat...rak nganggo pengawet apalagi formalin. Dan seng paling penting Lek Panut ora money eye buktine dikei kembalian malah ogah. Aku acungin 4 jempol wes nggo Lek Panut. Omong2 soal tukang dodolan panganan pas SD..pas kapan kuwi aku bali Pkl kok seng dodolan jajanan neng SD wongE tetep kuwi2. Biyen ganteng tur ayu saiki wes kempot. Mesakke juga o mereka selamanya jadi tukang dodolan jajan neng SD sementara murid2 SD ne akeh seng melanglang buana.

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p