Thursday, January 29, 2009

Tragedi Kebelet

Sebenernya aku malu buat ngepost tulisan ini tapi kata Ria biasanya aku ga tau malu.

Aku ga tau apakah ada yang salah dengan system pencernaanku atau lambungku terlalu kecil sehingga aku sering sekali mengalami masalah dengan boker. Boker menurutku adalah hal yang sangat merepotkan bila hasrat ingin boker tersebut muncul di saat yang tidak tepat misalnya:

1. Waktu itu aku masih bekerja di sebuah perusahaan roti SR. Kantor SR ada di cikarang sedangkan kostku di Jakarta. Jadi perjalanan dari kantor ke kostku kalau malam hari pulang kerja bisa 2 jam lebih. Suatu hari menu catering di kantorku adalah daging rendang pedas. Aku nekat makan daging rendang itu karena pilihan lain tidak menggiurkan (misal otak2 rasa karet, ikan yang mukanya mengenaskan dan telor yang tidak keliatan bentuk aslinya). Malapetaka mulai datang waktu aku di bis. Tiba2 perutku terasa bergoncang2 dan penuh dengan angin ribut. Dan muncullah hasrat yang tidak tertahankan untuk boker. Sementara itu bis sedang berada di jalan tol dalam kota. Aku panik banget karena di kanan kiri tidak ada pom bensin, yang ada hanya pinggiran jalan tanpa semak2 untuk bersembunyi. Akhirnya aku dengan memelas bilang sama sopirnya, “Pak, perutku sakit banget mo boker..gimana nih pak?”. Bapaknya juga bingung namun akhirnya terlihat titik terang yaitu pintu keluar tol di Slipi. Bapak sopir menurunkan aku di mall Slipi Jaya yang ada di dekat pintu keluar tol. Aku berlari2 masuk ke dalam mall dan mencari toilet yang sialnya….rame banget. Untunglah akhirnya aku bisa boker dengan tidak tenang karena banyak orang yang mengantri di depan WC.


2. Waktu aku pergi berlibur ke Jogja, ada kejadian boker yang mengenaskan rating 4 bintang dari 5 bintang. Saat itu aku sedang jalan2 naik motor bareng sama cowokku. Eh tiba2 perutku kembali digoncang badai Katrina (bukan Katrina temennya Ria). Jadi aku menyuruh cowokku untuk ngebut karena HIB (hasrat ingin boker) sudah tidak tertahan lagi. Nah tiba2 muncul suatu bencana alam yang hebat dan menghalangi HIB ku itu yaitu jreng 12345x ban motor cowokku tiba2 kempes ga tau karena ranjau paku atau karena memang sengaja menghalangi aku boker. Tempat yang paling dekat adalah kost cowokku. Ini nih yang lebih malapetaka lagi, WC kost cowokku tidak bisa buat boker karena lagi mampet…..udah penderitaan dunia deh. Di saat kritis biasanya otakku berjalan lebih cepat dari biasanya (karena aku terbukti bisa bekerja di bawah tekanan) jadi aku terpikir untuk pergi ke HT MC (tempat persekutuan doa Melisia Christi) yang letaknya kira2 1 kilo dari situ. Karena motor cowokku tidak bisa dinaiki akhirnya aku naek taksi. Bayangin…mo boker aja harus naek taksi dulu. Aku bilang ke bapaknya, “Pak, ayo ngebut …saya sakit perut..sudah tidak tahan.” Bapak sopir taksi yang takut taksinya ternoda akhirnya mengebut sampe 200 km per jam. Dan sampailah aku di sorga dunia yaitu WC HT MC.


3. Ini kejadian baru2 aku alami. Daripada aku lupa mending aku certain dulu. Aku setiap hari berangkat naik busway. Suatu hari di halte busway ada keributan karena para penjaga busway sedang membicarakan ada penumpang yang kebelet boker tapi di halte busway tidak ada toilet (ini perlu dimasukkan ke kritik dan saran busway) jadi orang itu bingung mo boker dimana. Apalagi di halte busway Dukuh Atas tempat terjadinya tragedi tersebut diapit oleh gedung2 bertingkat, tidak ada mall apalagi WC umum seperti di pom bensin. Aku tertawa dalam hati, kasian banget ya orang itu hahaha….” Tapi aku akhirnya menyesal sudah menertawakan orang itu karena beberapa hari setelahnya (kurang dari seminggu), aku sedang menunggu busway di Halte Dukuh Atas dan tiba jreng 12345x aku kebelet boker. Senasib deh sama orang yang aku tertawain (pelajaran: jangan menertawakan kemalangan orang lain). Aku bingung mo boker dimana dank arena ga ada toilet, jalan paling cepat adalah naek ojek ke kantor. Begitulah aku lari2 mengejar ojek dan nyuruh tukang ojeknya ngebut sampai kantor (rugi 15rb).
4. Jika aku mau menginap di suatu tempat aku pasti mengecek toiletnya dulu untuk memastikan apakah toilet tersebut cukup nyaman untuk ditinggali atau tidak. Karena toilet merupakan salah satu bagian paling penting dalam kehidupanku. Namun tetap saja seperti main golf, kita sudah berusaha memperkirakan bola itu masuk ke lubang namun malah masuk ke got. Kira2 enam tahun yang lalu aku pertama kali datang ke jakarta untuk mengunjungi rumah pacarku. Seperti biasa karena aku naek kereta bisnis, toiletnya bisa dibilang tidak layak huni. Karena itu sesudah sampai di Jakarta dan sedang dalam bis ke Tangerang (rumah cowokku), aku sudah mulai was2 karena perutku rasanya tidak beres. Setelah sampai di Tangerang, perutku mulai sakit melilit sehingga aku mengajak pacarku untuk cepat2 sampai ke rumahnya. Aku bilang, "toilet rumahmu ga ada masalah kan? Aku sakit perut nih." Seperti geledek di waktu tidak hujan, dengan tampang innocent pacarku bilang, "Ehm, sebenarnya toilet di rumahku itu harus disiram dengan sudut tertentu, kalo nggak ntar ga bisa masuk tainya." Mati aja deh aku. Walaupun aku punya kemampuan untuk cepat mempelajari sesuatu dalam keadaan darurat (seperti Mc Gyver) namun untuk urusan siram menyiram ini butuh tangan dewa. Sesampai di rumah pacarku, aku langsung basa basi sebentar sama ortunya dan langsung permisi ke toilet. Bener aja setelah selesai menabung, aku tidak bisa menyiram dari sudut yang benar sehingga tabunganku itu tidak bisa masuk ke dalam celengan, malah airnya jadi meluap kemana2. Aku paniklah secara aku baru pertama ke sana dan seharusnya aku jaga image bukan menciptakan disaster. Setelah aku tunggu berjam2 kok banjirnya tidak surut2, akhirnya dengan menahan malu aku panggil pacarku itu dan aku ngaku kalau aku tidak bisa menyiram toiletnya. Maluuuu......T-T
5. Kejadian kali ini adalah HIV (Hasrat Ingin Vivis) yang tidak tertahankan. Waktu itu aku dan adiku sedang mau pulang ke Pekalongan naik bis ekonomi ga AC (yang cuma lebih baek sedikit dari kreta ekonomi or pesawat Cesna nya Ria). Sebelum naik ke bis aku kebelet pipis dan aku minta adekku mengantarkan aku ke toilet umum terdekat. Sayangnya toilet terdekat adalah di dalam stasiun (aku sudah pernah cerita di elegi toilet). Sampai di toilet yang dimaksud, ternyata banyak orang yang sedang mencuci baju di sana. Dan banyak cowok juga yang mandi di toilet cewek. Dan satu lagi...ga ada pintunya...tolong deh.....akhirnya aku memutuskan untuk menahan pipis di perjalanan.
6. Kembali ke soal boker yang tidak tepat waktu. Aku sedang jalan2 di Tangerang ketika hari sudah sore dan aku mau pulang kembali ke Jakarta bersama pacarku (saksi hidup tragedi boker dalam hidupku). Bis ke Jakarta lama ga lewat2. Ketika akhirnya bis itu datang, kami naik ke bis. Namun tiba2 perutku sakit lagi (penyakit bawaan) dan aku minta turun ke toilet terdekat. Pacarku ga terima dan dia bilang kalo kami sudah lama menunggu bis, ini malah mau turun lagi. Aku bilang aku ga peduli, pokoknya harus turun dan cari toilet terdekat. Untungnya bis itu berhenti dulu di terminal jadi aku turun di terminal diiringi pandangan heran para penumpang, sopir dan kondektur. Aku terselamatkan kali ini karena di terminal itu ada toilet walaupun bisa dibilang tidak layak huni juga.
7. Last but not least, aku mo cerita tentang pengalaman mengerikan di kreta ekonomi. Waktu itu aku sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Jogja. Toilet kereta ekonomi lebih buruk daripada toilet manapun juga karena pintu tidak bisa dikunci, jendela bolong dan kemungkinan toilet tersebut digunakan untuk tempat duduk penumpang yang tidak kebagian tempat. Sialnya walaupun aku sudah berusaha tidak makan minum, aku kebelet pipis. Saluran urineku kayanya sama pendeknya dengan ususku (usus pendek) sehingga waktu sampai Cirebon aku kebelet pipis. Aku bingung mo pipis dimana akhirnya waktu kereta berhenti aku nekat turun dari kereta dan pipis di toilet stasiun Cirebon. Yang mendebarkan adalah pas aku keluar dari toilet, keretanya sudah mulai jalan. Jadi aku lari2 mengejar kereta dan untungnya sukses. Kalo nggak bisa2 aku menginap di stasiun Cirebon dan tasku yang melanjutkan perjalanan ke Jogja.

Pengalamanku di atas belum semua namun kalo aku cerita lebih lanjut, para pembaca akan semakin tidak mengerti inti dari tulisan ini. Ria..aku tunggu versimu ya.

8 comments:

Sri Riyati said...

Huahahahaha. Wong edan lucu banget. Terutama sing di rumah camer. Trus sing mudhun dhek kereta. Edan ik kowe, demi boker risiko ketinggalan kereta. Mesti kowe bokere ngeden cepet banget yo, hahaha. mungkin susah jadi traveler. Tapi nek ning kene ono WCne sih dadi rapopo.

Baek Sung Jo Oppa said...

iyo yo..nek selalu bermasalah karo wc piye aku dadi traveller. lha kowe selama dadi traveller sering mengalami tragedi boker rak?

Anonymous said...

Wah Kris, aku juga punya beberapa pengalaman yang mirip-mirip tragedi bokermu, hehe... ^^
Pas banget waktu mau wawancara seorang profesor, guru besar arkeologi UI (di rumahnya), tiba-tiba aku kebelet mau boker. Waktu itu kayaknya udah 1-2 hari aku gak boker. Kebayang kan, gimana 'butuh'nya. Untung kamerawan agak-agak perfeksionis, dia ambil gambar prof dulu dari berbagai sudut. Jadi aku ada waktu buat 'menabung' dulu di toiletnya (yang bersih dan harum banget, sampe-sampe aku merasa bersalah harus 'menodai', tapi selesai boker kutinggalkan toilet itu dalam kondisi bersih seperti semula, walau untuk soal wangi ya harus tunggu minimal 5 menitan baru bisa wangi lagi).

Terus yang satu ini bisa buat bahan kesaksian. Waktu mau wisuda Atma Jaya Jakarta, tak lama setelah masuk gedung dan duduk di bangku, perutku mulai bergelora. Padahal udah diperingatkan sebelumnya, gak boleh keluar-keluar selama acara wisuda (bisa 3 jam an), pasalnya aku duduk di barisan kedua dari depan, dan nantinya mau dikasih cincin sama pak rektor. Akhirnya aku cuma bisa pasrah dan berdoa dengan sungguh-sungguh, minta pada Tuhan agar jadwal bokerku dialihkan ke lain waktu aja. Dan doaku dikabulkan...!!!

Sebenernya banyak juga pengalaman kebelet boker, tapi gak ada yang selucu punyamu, Kris, hehe... ^^
Nanti kalau ada yang lucu, akan kutulis juga ^^

Baek Sung Jo Oppa said...

hahahaha..lucu banget san. btw tapi ga ketahuan kan ama profesornya hehe.

yang wisuda lucu banget hahaha....kan malu ya ntar pas kamu dipanggil mo dikasih cincin ternyata kamu lagi di toilet.

o iya aku lupa ada satu lagi..pas tugas jadi lektor di gereja kemaren pagi misa jam 5.45, aku kebelet boker. padahal kan ga ada dalam sejarah lektor keluar gereja pas misa trus balik lagi. akhirnya aku juga berdoa biar Tuhan ilangin sakit perutnya..kalo nggak bisa malu dunk aku hehe

Sri Riyati said...

Kris, kejutan! Aku nggak mau nulis ttg tragedi toliletku ah (huahahahaha), ben kowe wae sing isin huhehehe (ketawa setan kobar)

Arthur said...

I Like :)

Aji said...

Edan, boker maniat.. Btw jogja terus?? Assl e emang, ane jogja jga nih :v

Adurian said...

Tai kok di buang2? Mubazir tauk! Mending kasih saja ke saya, yg fresh produksi tubuh anda ya... serius... saya koprophillia soalnya, ga jijik dg tai cewek cantik... cowo koprophillia itu sebenar-benarnya gentleman, menerima cewe apa adanya, sampai tainya pun diterima, ga sembarangan cowo bisa se greget dan se gentle kami, ini cowo koprophillia, ini cowo the real u mild... jangan lupa stor taimu ya...

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p