Friday, September 19, 2008

Hidup buat sendiri?

Beberapa waktu yang lalu aku pernah interview kerja dan ditanya..."Apa rencanamu untuk 5 tahun ke depan?"
Aku jawab, "Saya ingin mengumpulkan uang untuk membiayai kuliah adik-adik saya dan membelikan rumah buat orang tua."
Kata penginterview (apaan sih ini..kayanya ini bukan kata baku deh), "Iya, itu rencana buat keluarga kamu sendiri. Kalau rencana buat diri kamu sendiri apa?"
Aku sempat bingung sejenak sebelum menjawab karena memang aku selama 5 tahun kerja hampir semua uangku aku gunakan untuk dikirim ke rumah dan akhir2 ini untuk dikirim buat biaya kuliah adekku. Jadi aku kerja kayanya bukan diriku sendiri tapi buat keluargaku. Mungkin itu sebabnya aku jadi bingung kalo ditanya rencanaku apa.
Akhirnya aku jawab, "Setelah semua itu tercapai, aku ingin travelling ke luar negeri."

Aduh..ini kenapa jadi tulisan yang serius ya....tapi dari kemaren ini yang sering aku pikirin sampe stres jadi daripada stres sendiri mendingan aku tulis di blog. Terutama buat Ria....btw aku sebenerE bingung soal rencanaku ketemu kambing gunung karena pas aku bilang ke mamiku dia bilang, "Kalo kowe pergi ntar mami mo beli rumah gimana?"
Hiks hiks hiks...T-T sedih deh...aku kan ingin melakukan sesuatu yang kusuka tanpa harus dibebani kepentingan orang lain. Aku bukan martir or santa yang setiap saat harus mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri. (kayanya pernah baca prinsip ini ya...apa ini ada di UUD 45 or Pancasila?)
Trus yang bikin bingung lagi karena ada tawaran kerja dari perusahaan yang diidam-idamkan banyak orang dan dengan gaji di situ aku pasti bisa nabung banyak jadi bisa beli rumah buat ortu dan bayar kuliah adekku.

Jadi sekarang aku lagi super bingung dan harus banyak doa..karena kita punya rencana tapi Tuhan yang menentukan. Kita liat aja nanti ya aku taun depan gimana..apakah aku jadi ketemu kambing gunung (ini yang paling aku pengen) or kerja di perusahaan gede itu or yang laen. Karena percuma bikin rencana kalo Tuhan ga mengijinkan pasti ga akan terlaksana...contohnya pas beberapa bulan yang lalu aku dan Pter pengen beli rumah dan ngajuin pinjaman ke kantor buat bayar DP. Keliatannya itu rencana yang baek menurut kita...bahkan di depan rumah itu masih ada kambing merumput tapi bukan kambing gunung. Ternyata...jreng 12345x pinjamannya ga diapprove....berarti itu bukan rencana yang baek menurut Tuhan..sapa tau ntar banyak kambing yang berdatangan tiap hari jadi rumah penuh tai kambing..or tiba2 karena banyak buanget kambingnya akhirnya rumah yang mo kubeli itu diprotes warga dan disuruh dijadiin kandang kambing.

Cerita ini belum ada jawabannya...Juli 2009 baru aku ceritain lagi hasilnya gimana yaa...jadi ini cerita misteri yang belum terpecahkan. Ingat2 ya..apakah kambing gunung or perusahaan xxx hehehe....

2 comments:

Sri Riyati said...

hoi2...aku sebenerE sudah menduga akan ada tulisan iki (edan yo koyok cenayang). Maksudku aku tahu kowe bakalan noleh kebelakang dan bingung apakah keputusanmu menggembala kambing gunung itu tepat, mengingat keadaanmu. Aku nggak bisa jawab karena ini adalah keputusanmu. Aku percaya semua keputusan ada konsekuensinya. Walah dadi serius, tapi memang ini masalah serius. Waktu aku traveling juga banyak orang bilang (termasuk ortu), "apa kamu nggak mikir masa depan?" tapi tentu saja kasus kita serupa tapi tak sama karena kasusmu adalah masalah duit, yang mana jadi lebih serius (thanks to the capitalism). Tapi pada dasarnya agak sama, yaitu: apakah untuk mencapai impian sendiri harus berarti kita melawan orang lain dan jadi egois? Singkat cerita, aku menemukan "jalan tengah" yaitu berusaha menjelaskan ke mereka bahwa aku tidak sepenuhnya mengabaikan pendapat mereka tapi aku juga punya keinginan yang akan aku capai dan aku berani bayar harganya. Jadi intinya adalah kompromi. Kalau bilang bahwa ide 'kambing gunung' adalah sepenuhnya kepentinganmu dan gak mikirin ortu atau adekmu, tentu saja itu egois. Tapi kamu kan nggak gitu Kris. Satu, kamu masih bayarin adekmu dan baru berangkat tahun depan. Dua, disini kan termasuk kerja juga jadi masih bisa kirim uang ke rumah. Tiga, dengan referensi dari sini kita masih bisa terbuka jalur karirnya. Meskipun sebetulnya ini bukan tujuan utama, tapi aku yakin banget, tulisan: kerja setahun di UK akan lumayan ditaruh di CV. Bahasa Inggrismu akan selevel ama JK Rowling (kan kowe cerdas ho, biso bhs inggris meskipun rak tau les), dan mungkin kowe bisa bikin novel Harry Potter 8: The Legend of Mountain Goat. Dan pengalaman di eropa selama setahun: priceless. Kelaparan, kedinginan, berurusan sama visa kaya residivis, diperiksa di imigrasi kaya binatang jagal, kerja setengah mati buat ngirim duit ke rumah kaya TKW. Priceless.

Kita semua tahu bahwa duit dan kesempatan kerja di Indonesia bagaikan permata dan berlian. Lebih berharga daripada nyawa (ingat pemulung yang tertimbun sampah gara2 duit 20 ribu rupiah). Tapi kadang kala, adalah bagus kalo duit bisa bikin kita sedikit bahagia. Karena lebih sering daripada enggak, impian gak bisa dibeli pake duit. Dan terakhir, kowe sama sekali nggak egois. Ada saatnya kowe berpikir tentang apa yang diinginkan, bukan harus dikerjakan karena kebutuhan. Ada waktunya. Tapi bukan brarti kebutuhan keluarga itu momok. Pasti ada jalan tengah. Pasti ada pilihan. Kalo pilihannya: A, B, C atau D, pilih Bukan Salah Satu Diatas (BSSD) atau Bukan Salah Saya Dong...

Bukan bermaksud ngojok2i, semua terserah Kristina. Aku cuman dukung dalam doa...

Sri Riyati said...

Oiya, mnrtku yang terpenting dari traveling, dari dulu aku selalu ngomong, halo Kris? (udah ketiduran saking bosennya): mengubah cara berpikir, melihat dari sudut pandang baru dan bertemu dengan orang-orang yang menarik cara berpikir dan hidupnya. Jadi, bukanlah cuman tentang apakah dikau udah menginjakkan kaki ke UK atau belum. Banyak orang pergi berbondong-bodong sama temen-temennya sendiri dan pergi ke suatu tempat cuman untuk foto-foto dan belanja (kayake nggak seru kalo kamu dateng cuman untuk ngliatin fotomu bersama kambing gunung-matane mesti podo2 sipit- dan belanja susu kambing atau keju kambing). Intine Kris, aku pingin kowe dateng untuk: melihat dunia yang beda dan untuk akhirnya mensyukuri apa yang kita punya. Seperti kata Paolo Coelho: perjalanan adalah usaha menemukan diri sendiri (dia ngomong gitu nggak ya huehehe). Tapi aku juga tahu lebih gampang ngomongnya ketimbang ngelakuinnya. Lakukan aja apa yang menurut kata hati bener, selanjutnya konon bukan wewenang kita. Semangat!

Jam

Sejujurnya, inilah Ria dan Kristina...

Ria dan Kristina, sama-sama punya ide-ide yang nggak masuk akal saking nggak bangetnya pikiran kami berdua. Obrolan kami ini, berkat kemajuan jaman dan menjamurnya aplikasi internet (hiduplah Indonesia Raya!), kami sekarang bisa tuangkan di blog. Dulu kami suka ngetik-ngetik pake mesin ketik manual di belakang kertas HVS A4 bekas fotokopian. Tapi tetep aja kami tidak berhenti menulis. Kata pepatah: setipis-tipisnya tinta masih lebih tajam dari ingatan manusia. Kata Pramoedya: menulis berarti memetakan sejarah. Halah, kalo tulisan kita mah sebenernya gak ada hubungannya ama sejarah. Cuma mengukirkan betapa masa muda kami ini sangat indah. Dan jelas nggak mutu isinya. Jadi, mending kalo sisa-sisa waktu dan pengen baca yang tidak terlalu berguna sajalah baru buka blog kami... Tapi apapun komentar, masukan dan pendapat teman-teman, semuanya adalah cendera mata yang indah buat kami...

Ria dan Kristina (hualah, koyok undangan penganten. Amit2 deh. Lesbong juga pilih-pilih ah...)

About Us

My photo
pindah2..tergantung mood, Indonesia
Sri Riyati Sugiarto (aka Ria) adalah cewek kelahiran limpung..(pinggiran kota Pekalongan)..habis sekolah di SMU St. Bernardus Pekalongan trus kuliah kedokteran di Undip Semarang..sementara Kristina Melani Budiman (aka Kristina) juga lahir di Pekalongan trus satu SMU ama Ria dan kuliah di Atma Jaya Jogjakarta. kami kenal di kelas 3 SMU tapi mo duduk bareng selalu ga bisa gara2 terlalu cerewet dan kalo duduk sebangku selalu bikin keributan karena hobinya menggosip jadi terpaksa sampai sekarang tidak pernah duduk bareng..untungnya kita ga satu kampus :p