Ini adalah sequel dari kisah saya kemarin2 yang mungkin sudah kedaluarsa saking lamanya. Singkat cerita saya memutuskan untuk ikut kursus untuk mendapatkan Certificate III Aged Care supaya saya bisa kerja di panti jompo atau bahasa kerennya nursing home untuk merawat manula. Untuk mengikuti kursus ini saya harus membayar AUD 750 yang dicicil 3 kali serta mengikuti 80 jam kerja jadi relawan di nursing home tanpa dibayar. Tujuan dari kursus ini adalah untuk mendapatkan pekerjaan di tempat kita menjadi relawan itu. Kalau kerjanya bagus bisa ditawari menjadi karyawan, tapi kalau kita tidak sreg kerja di situ juga bisa mencari pekerjaan di tempat lain.
Pertama kali saya menghadiri kursus adalah Sabtu tanggal 28 Mei kemarin. Kursusnya setiap hari Sabtu selama 6 minggu kemudian dilanjutkan dengan 80 jam kerja sukarela, serta tes lisan dan tertulis. Pada waktu saya datang, pesertanya sebagian besar wanita. Ada 2 kelas yang ada pelajaran hari itu. Aged care dan child care. Saya sempat mikir kenapa saya tidak ambil child care aja karena sepertinya lebih "tidak bikin jijik". Mendingan mandiin bayi daripada kakek nenek menurut saya. Tapi karena sudah terlanjur ya sudahlah. Belakangan saya tidak menyesal juga karena kata teman sekelas saya, child care weekend tutup jadi ga bisa kerja weekend. Karena saya tujuannya untuk mencari uang jadi saya pikir aged care ini bisa menghasilkan banyak uang dengan kerja di weekend dan di Melbourne ini memang banyak sekali manula.
Kursus saya dimulai jam 10 pagi sampai 3.45 sore. Satu kelas isinya 11 orang semuanya wanita dan kebanyakan orang India. Teman sebangku saya orang Somalia yang baru saja mendapatkan Refugee visa. Banyak sekali orang2 yang mendapatkan refugee visa di sini. Refugee visa diberikan kepada orang2 dari negara yang sedang konflik...dulu misalnya Vietnam..karena banyak banget orang Vietnam di sini. Kata teman saya dari Somalia itu, Australia memberikan kesempatan bagi orang Somalia untuk mendapatkan refugee visa dan menjadi warga negara Australia. Habobo (nama teman saya ini kalau tidak salah) baru berusia 20 tahun dan dia meninggalkan suami serta orang tuanya di Somalia untuk migrasi ke Oz. Untuk mengajukan refugee visa, dia harus tinggal di luar Somalia dan menunggu sampai dia mendapatkan visa itu baru dia bisa datang ke Oz. Dan tempat Habobo tinggal selama 2 tahun menunggu refugee visanya adalah...jreng12234x...Jakarta. Dia tinggal di Petamburan dan tahu beberapa kata2 bahasa Indonesia.
Kembali ke kursus, pelajaran hari pertama adalah pengenalan tentang Aged Care. Beberapa poin penting yang saya ingat adalah:
- Di Oz banyak manula karena setelah World War II banyak orang yang migrasi ke Oz dan sekarang sudah menginjak usia manula.
- Kebanyakan anak2 para manula itu tidak bisa merawat mereka sehingga mereka terpaksa tinggal di panti jompo, bukan karena tidak berbakti tapi memang tidak mampu merawat orang tua mereka apalagi yang sudah mengalami dementia alias pikun alias menjelang Alzheimer.
- Ada 2 macam panti jompo di sini yaitu Low Care (alias hostel untuk manula yang masih bisa mengurus dirinya sendiri sedikit2) dan High Care (nursing home, untuk manula yang cuma bisa tiduran saja di tempat tidur dan harus dilayani 100%). Untuk para carer di high care ini ada yang namanya "Nausea money" untuk kompensasi kita merawat orang2 yang maaf "boker dan pipis di kasur" dan kita harus membersihkan. Intinya uang bayaran kita mual2 deh....
- Untuk tinggal di panti jompo ini tidak gratis, para manula harus membayar deposit minimal AUD 300,000 dan biaya bulanan diambil dari 85% uang pensiun mereka. Makanya untuk tinggal di panti jompo biasanya manula itu jual rumah dulu. Saya kira gratis lho tinggal di panti jompo ini, ternyata tidak.
- Para perawat (selanjutnya disebut Carer) dianjurkan untuk mengikuti kode etik dalam merawat para manula, misal tidak boleh meremehkan para manula yang dirawatnya. Kalau manula itu masih bisa cuci muka sendiri, biar cuci muka sendiri, para carer bisa membantu melakukan hal lain karena kalau dilayani 100%, manula bisa kehilangan kemampuan mereka untuk mandiri sama sekali.
- Banyak manula yang mengalami dementia (pikun) yang tingkat keparahannya berbeda2. Dementia sepertinya disebabkan karena rusaknya beberapa sel otak (kalau saya tidak salah tangkap) dan penyebab asalnya belum diketahui. Orang yang jarang berpikir bisa kena risiko dementia lebih besar kata pengajar kursus saya. Ibunya mengalami dementia karena jarang bekerja sementara ayahnya yang hobi mengutak atik komputer, masih baik2 saja sampai sekarang.
Masih banyak lagi yang saya pelajari di hari pertama kursus, mulai dari dikenalkan pada macam2 popok untuk manula, cara memandikan manula, mengganti kantong kencing bagi manula yang kencing harus dipasang selang (kateter) sampai diajari cara mengganti kantong coleostomi. Itu lho kantong buat menampung kotoran pada orang2 yang ususnya dipotong jadi perutnya harus dilubangi untuk mengeluarkan kotoran. Saya sekarang cuma bisa membayangkan...apakah saya bisa melakukan hal itu. Apalagi kalau saya ditempatkan di nursing home yang orangnya sudah tidak bisa apa2...harus dimandiin, diganti popoknya, disuapin...apakah saya bisa? Semoga bisa dan harus bisa....kalau orang lain bisa kenapa saya tidak?