Aku sebenarnya bukan orang yang pemarah. Tapi di saat-saat tertentu di setiap bulan, aku seringkali jadi orang yang benar2 berbeda..thanks to hormon estrogen yang suka kacau di saat pms. Di saat aku ga normal itu, emosiku sering meledak dan habis itu aku menyesali kenapa aku tidak bisa mengendalikan emosi. Aku jadi teringat kalimat yang pernah aku baca tapi aku lupa baca dimana yang bunyinya, "Ada 4 hal yang tidak bisa ditarik kembali: batu setelah dilempar, kata-kata setelah diucapkan, uang setelah dihabiskan dan waktu setelah berlalu". Aku jarang menyesali batu yang aku lempar dan waktu yang berlalu apalagi senin sampe jumat pengennya cepat2 berlalu deh. Namun aku paling sering menyesali kata2 kemarahan yang aku ucapkan di saat aku sedang emosi. Aku benar2 perlu manajemen emosi sebelum terlalu banyak kata2 yang tidak bisa aku tarik kembali.
Beberapa kejadian aku tidak bisa mengendalikan emosi yang aku ingat:
- Suatu hari yang panas di gedung kantorku lama yang ruangannya guede banget dan isinya orang semua kira2 ada seribu orang. Di saat itu AC kurang berfungsi secara merata sehingga udara pengap. Tiba-tiba ada segerombolan orang yang merokok di dalam ruangan tertutup. Sebenarnya orang-orang itu merokok di dalam ruangan tertutup ber AC (dan bisa membunuh orang dengan perlahan-lahan karena paru2nya terkontaminasi 200 macam racun yang ada di rokok) sudah setiap hari dan udah lapor ke HRD tapi tidak ada tindak lanjut. Aku sebagai pembela kebenaran dan keadilan secara aku juga sangat benci ama asap rokok apalagi di ruangan terututup sudah sering menegur orang-orang yang bersangkutan dengan cara tidak langsung (melotot dan banting2 keyboard) maupun secara langsung dengan cara menegur, "Mas, tolong dong rokoknya dimatiin". Namun karena mulutku cuma satu dan mulut orang2 yang merokok itu kurang lebih seratus ribu, peringatanku itu sama tidak bergunanya dengan orang yang melemparkan satu demi satu bintang laut yang terdampar di pinggir pantai. Akhirnya di hari yang panas itu dan pas aku lagi pms juga, emosiku sudah setinggi Mount Everest. Tercium bau asap rokok dari belakang dan waktu aku menengok tampaklah oknum yang merokok itu. Langsung saja dengan langkah2 tegap kaya kingkong badannya besar, aku menghampiri orang itu dan aku bentak, "Mas, bisa tau aturan sedikit ga sih? Merokok di dalam ruangan tertutup bikin sesak napas tahu!". Habis itu aku banting kalender di atas monitor komputer tanpa belas kasian. Tadinya aku mo banting monitornya biar lebih dramatis tapi takut disuruh ganti rugi. Setelah itu aku tinggalin pandangan kaget orang2 di sekitar situ, puas rasanya melampiaskan emosi saat itu. Tapi setelah aku pikir2, ngapain aku marah2 sampe segitunya yaa...untung ga kena surat peringatan karena KDRK (Kekerasan Dalam Rumah Kantor).
- Aku sering emosi pada adik perempuanku yang gede. Ga tau kenapa aku kayanya ciong sama dia walaupun bukan maksudku memusuhi dia. Mungkin dia yang paling sering nebeng di kostku karena dia kerja di Cilegon dan kalau weekend dia ke Jakarta buat refreshing. Yang bikin aku sering emosi sama dia adalah kalo ada dia, pasti kamarku berserakan penuh barang2 dia yang seabrek. Kasurku yang tadinya nyaman langsung kaya kapal pecah dengan barang2 di atasnya. Sebenarnya aku bukannya ga sayang sama dia, cuma aku emosi kalo aku pulang ke kost dengan cape dan liat kamarku berantakan. Suatu hari pernah aku ga bisa menahan emosi, aku langsung bentak2 dia karena kamarku berantakan. Dia yang juga sensitif orangnya juga balik marah ke aku dan langsung mo ngeberesin barangnya dan pulang ke Cilegon. Aku langsung ga emosi lagi dan menyesal kenapa aku harus segalak itu pada adik sendiri.
- Saat emosi, aku sering tidak memikirkan apakah yang aku katakan menyakiti hati orang lain atau tidak. Dan saat ini yang paling sering jadi kambing hitam emosiku tentu saja pacarku. Beberapa kali aku marah dan mengatakan kata2 yang sebenarnya bukan benar2 yang aku maksud tapi aku sengaja mengucapkannya untuk menyakiti hati pacarku. Setelah itu aku benar2 menyesal karena pacarku terlanjur sakit hati dan menganggap kata2ku itu serius. Yah seperti yang aku bilang tadi...kata2 yang sudah keluar tidak bisa ditarik kembali.
- Aku pernah bekerja di kantor yang HRD nya paling eror sedunia. Terutama berkaitan dengan asuransi kesehatan. Menurut standar perusahaan, karyawan berhak mendapatkan kartu asuransi setelah bekerja 6 bulan dan lulus probation. Aku dan beberapa temanku sudah mengumpulkan syaratnya yaitu KTP. Nah tiba saatnya pengambilan kartu asuransi kesehatan, ternyata kartuku dan beberapa temanku yang mengumpulkan KTP bersama2 dengan aku tidak ada. Setelah aku konfirmasi ke HRD, dia bilang bahwa data2 kami ga sengaja kedelete. Aku waktu itu tidak begitu emosi karena HRD berkata bahwa dia berjanji akan mengurus secepatnya. Namun setahun berlalu, belum juga ada kabar kartu asuransiku sementara aku tentu saja tidak bisa sehat selamanya. Suatu hari aku sakit dan harus periksa ke rumah sakit dan menghabiskan uang yang cukup material buat aku. Setelah itu aku mencoba minta pertanggung jawaban HRD dan dia bilang dia mau bertanggung jawab mengurus klaim uang pengobatanku. Namun sampai 4 bulan klaim juga belum keluar2. Aku sampai sudah emosi dan aku sempat marah2 ke HRD dengan nada tinggi. Habis itu aku menyesal karena aku marah2 juga tidak ada gunanya. Uang klaim tidak dapat, malah nambah2 dosa aja dan menghabiskan energi.
- Tukang parkir di Jakarta adalah tukang parkir yang paling tidak bermoral di seluruh kota yang pernah aku kunjungin. Tugas tukang parkir seharusnya menjaga kendaraan yang kita tinggalkan di parkiran toko atau mall atau restoran. Namun sudah beberapa kali aku menjumpai tukang parkir yang dengan tidak tau malunya tetap minta uang padahal kita sengaja tidak turun dari motor karena cuma mau berhenti sebentar membeli makanan!!! Benar2 tidak beradab. Contohnya waktu aku dan Petter mau membeli helm. Aku menanyakan ke toko helm ada atau tidak helm yang aku cari. Karena cuma sebentar, Petter tidak turun dari motor dan dia berhenti di depan toko. Setelah helm yang aku maksud tidak ada di toko itu, aku naik lagi ke motor dan pergi untuk mencari toko lain. Nah, tiba2 ada tukang parkir menghadang dan bilang, "Uang parkirnya mas". Petter menjawab, "Lho pak, saya kan tidak turun dari motor". Namun tukang parkirnya bilang kalo tetap harus bayar uang parkir. Ya ampun...aku langsung emosi dan aku bilang, "Dasar tidak tau diri". Petter bilang ngapain aku emosi pada orang2 seperti itu, cuma menghabiskan energi. Lagian uang parkir cuma seribu rupiah dan kalau kita ngasih tidak ikhlas kan tidak halal bagi yang menerimanya. Seperti kata pengamen dan pengemis di bis, "Ikhlas dari anda, halal bagi kami". Aku sama sekali ga ikhlas ngasih duit ke tukang parkir itu walaupun cuma seribu.
Itu beberapa kejadian waktu emosiku tidak terkontrol. Saat ini aku sedang berusaha keras untuk mengontrol emosi dan cara yang paling aku ingat adalah status message ym nya Tasmin "Jika kamu ingin marah, tunggu 5 menit sebelum meluapkan kemarahanmu." (kurang lebih begitu karena aku ga ingat persisnya). Itulah yang sedang aku coba untuk dilakukan karena dalam waktu 5 menit itu cukup untuk membuat aku memikirkan apakah kemarahan itu perlu aku ungkapkan atau malah dalam 5 menit itu kemarahanku sudah hilang dengan sendirinya.